Pasar Ikan Explorer menyambut HUT Museum Bahari ke-43 berlangsung semarak. Kegiatan yang diadakan mulai 7 Juli 2020 itu tetap memperhatikan protokol kesehatan, antara lain menjaga jarak dan memakai masker. Acara dibuka pada 7 Juli 2020 oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Pak Iwan, dilanjutkan dengan diskusi daring dan tatap muka tentang penulisan sejarah kebaharian.
Acara berlangsung setiap hari dengan tema berbeda dan akan berakhir pada Minggu, 12 Juli 2020. Bincang santai tentang masalah kebaharian bersama Putra-Putri Bahari dan Seputar Arkeologi Maritim bersama Shinatria Adhityatama diselenggarakan secara live lewat akun Instagram. Selain Instagram dan Facebook, acara daring menggunakan aplikasi Zoom.
Bincang batik pesisir
Berbagai workshop ikut menyemarakkan acara, antara lain membuat rajutan dari plastik limbah laut bersama Komunitas Merajut Bogor dan Lions Club. Demo masak menu pesisir terselenggara juga di sini. Yang tampil adalah chef Jun Winanto. Chef Jun menampilkan kakap pindang Nusantara dan pindang tengiri. Hasil masakan che Jun boleh dicicipi undangan.
Karena kali ini menampilkan tema pesisir Cirebon, diadakan bincang batik "Pesona bahari di batik pesisiran" bersama Pak Agus Purwanto. Bersamaan dengan bincang, diadakan workshop batik dan demo rias.
Acara untuk anak-anak juga disediakan Museum Bahari. Dongeng pesisir Cirebon dibawakan oleh Komunitas Kendi Pertula. Komunitas ini sangat aktif di Cirebon.
Melukis dengan kopi
Buat yang senang melukis, ada workshop melukis sketsa dengan bahan kopi. Ternyata selain enak diminum, kopi bisa menjadi alat bantu melukis. Workshop dan demo disampaikan oleh Pak Jan Praba. Tentu saja tema bahari yang diambil. Pak Jan memang dikenal sebagai pelukis dengan media kopi. Berbagai sharing lain juga mengisi HUT Museum Bahari kali ini.
Khusus Sabtu dan Minggu diadakan paket tur keliling Sunda Kelapa. Sunda Kelapa merupakan pelabuhan bongkar muat yang cukup ramai. Lokasinya tidak jauh dari Museum Bahari.
Berbagai bazar juga melengkapi acara. Ada penjual makanan khas Jakarta seperti kerak telor, kue rangi, dan es selendang mayang. Di dekatnya ada penjual teri dan ikan kering. Bahkan Putra-Putri Bahari sempat berdialog dengan seorang pemancing cumi. "Daging cumi ada sensasinya karena tidak ada tulang seperti ikan," katanya. Ia juga menceritakan mencari cumi juga ada sensasinya karena cumi sering memuncratkan tinta hitam.
Paket Sunda Kelapa