Pemerintah melalui Bank Indonesia setiap beberapa tahun mengedarkan atau mencetak ulang uang kertas dan uang logam. Emisi terbaru uang kertas dan uang logam dikeluarkan pada 2016. Di antara beberapa nominal, ada sebuah nominal yang akan kita bicarakan di sini.
Ada patokan khusus bahwa setiap nominal memiliki warna tertentu. Nah, uang kertas 5000 ini berwarna dominan coklat. Gambar utamanya K.H. Idham Chalid (1921-2010). Seingat saya beliau pernah menjadi anggota kabinet, ketua partai, dan Ketua MPR/DPR. Bagian belakang uang ini bergambar tari gambyong, Gunung Bromo, dan bunga sedap malam.
Uang kertas ini berukuran 143 mm x 65 mm. Terbuat dari kertas khusus berbahan serat kapas.
Beda tanda tangan
Buat yang tidak jeli, uang kertas ini sepertinya biasa saja. Namun bagi yang jeli, terutama para kolektor uang yang disebut numismatis, terasa ada bedanya. Perbedaan itu terdapat pada penanda tangan uang.
Perhatikan pada obyek yang terdapat pada bagian kiri (lihat tanda panah). Ada dua orang penanda tangan pada uang itu, yakni Gubernur BI dan Menteri Keuangan. Pada masa 2016-2018 Gubernur Bank Indonesia masih dijabat Agus Martowardojo, sementara Menteri Keuangan dijabat Sri Mulyani Indrawati.
Namun pada 2018 Pak Agus Martowardojo digantikan Pak Perry Warjiyo sebagai Gubernur BI. Sementara Ibu Sri Mulyani tetap menjadi Menteri Keuangan. Karena itu sejak 2018 penanda tangan uang kertas adalah Pak Perry bersama Ibu Sri Mulyani. Jelas kan, uangnya sama, tanda tangannya berbeda.
Variasi
Adanya penanda tangan yang berbeda tentu saja menguntungkan dunia numismatik. Sejak lama memang para numismatis selalu mencari 'kiat-kiat' baru dalam berkoleksi. Maklum, mata uang tidak terbit setiap tahun sebagaimana benda-benda filateli macam prangko. Maka 'keunikan' pada mata uang selalu dicari-cari. Keunikan itu antara lain variasi tanda tangan, variasi tahun cetak, nomor seri cantik, salah cetak, dan salah potong.
Jadi numismatis tidak hanya berkoleksi uang lama atau uang yang sudah ditarik dari peredaran. Uang-uang baru pun menjadi sasaran mereka, tentu asalkan berkondisi bagus atau istilahnya 'grade tinggi'.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H