Kemungkinan besar yang ada di pikiran masyarakat awam adalah setiap 'uang kuno' berharga mahal. Padahal, di mata kolektor mata uang yang lazim disebut numismatis, harga mata uang tergantung 'grade' atau tingkat kondisi.
Semakin bagus atau semakin tinggi 'grade' mata uang, maka harga semakin mahal. "Grade" yang diminati numismatis adalah mulus atau Uncirculated (Unc) dan Extra Fine (XF) atau bagus.
Sebutan 'uang kuno' ditujukan kepada uang-uang yang sudah tidak berlaku lagi sebagai alat transaksi yang sah. Banyak mata uang memang sudah ditarik dari peredaran oleh Bank Indonesia sebagai otoritas berwenang.
Baca juga : Ketika Masyarakat Awam Menawarkan "Uang Kuno", Pasang Harga Tinggi, Dikasih Tahu Ngeyel
Media sosial
Saya amati selain di toko-toko online, bisnis 'uang kuno' terdapat di Facebook. Banyak grup jual beli dan sejenisnya terdapat di media sosial ini. Grup Jual Beli Uang Kuno dan Jual Beli Barang Antik, merupakan dua grup yang cukup ramai. Setiap hari ada saja anggota baru yang masuk di sini.
Karena ketidaktahuan masyarakat itu, maka asalkan 'uang kuno' mereka tawarkan kepada para anggota grup. Tawar aja, kalau cocok saya lepas; berani mahar berapa gan; harting angkut, dan kata-kata lain jelas menunjukkan masyarakat awam itu tidak tahu 'grade'dan harga pasaran.
Foto-foto yang mereka posting pun agak menyedihkan. Ada yang kelihatan tanda lipatan, ada yang sobek, ada yang kotor, ada yang bernoda, bahkan ada yang compang-camping. Ini untuk uang kertas.
Baca juga : Ditukarkan dengan Rempah-rempah, Uang Kuno Beredar di Nusantara
Berkarat
Untuk uang logam atau koin, kondisinya kotor, berkarat, aus, dan rompal. Tak urung postingan mereka mendapat banyak tanggapan. Misalnya uang seperti ini gak laku kawan, simpan saja; kondisi kucel susah diminati kolektor; uangnya unik, ada sobek di sana-sini; dan berbagai guyonan lain.