Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

"Manusia Gua" Pengungkap Peradaban

Diperbarui: 18 Desember 2019   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AA mempresentasikan Gua Harimau di Jerman (Foto: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)

Arkeolog yang satu ini mulai mencuat namanya ketika bersama tim berhasil mengidentifikasi gambar cadas yang ada di gua Leang Bulu' Sipong 4 di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.  Dalam gambar tersebut terlihat sosok seorang pemburu yang bentuknya unik. Sang pemburu memiliki tubuh seperti manusia, namun kepala dan bagian tubuh lain berupa hewan, terutama hewan endemik Sulawesi. Dalam istilah ilmiah, sosok seperti pemburu itu disebut therianthropes.

Tulisan tentang therianthropes itu pernah dimuat dalam Jurnal ilmiah bertaraf internasional, Nature.

AA di dalam gua (Foto: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)

Jurnal Nature sangat bergengsi. Publikasi itu mulai terbit pada 1869. Penelitian gambar cadas ini dilakukan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama Universitas Griffith Australia, mendapat dukungan pula dari Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulawesi Selatan. Hasilnya sungguh menakjubkan karena gambar cadas purba tersebut berusia sekitar 44.000 tahun. Sampai saat ini dipandang karya seni nenek moyang tertua di dunia.

Bisa dilihat DI SINI

AA paling kiri bersama tim peneliti (Foto: Ratno Sardi)

Prasejarah

AA begitulah panggilannya, memang sejak menjadi mahasiswa arkeologi senang bidang prasejarah. Masa prasejarah berjalan amat sangat jauh ke belakang, dan berakhir sampai ditemukannya sumber tertulis berupa Prasasti Yupa dari abad ke-4 di Kalimantan Timur.

Ia masuk Jurusan Arkeologi UI pada 2003 dan lulus pada 2009. Skripsi yang ditulisnya berjudul  Penggambaran Motif Perahu pada Seni Cadas di Indonesia. Lulus dari UI, AA bekerja di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Kini ia berstatus Peneliti Muda.

Selain di Sulawesi, AA sering melakukan penelitian di Kalimantan, Sumatera, Raja Ampat, dan Misool. Meskipun masih tergolong yunior, AA banyak menulis makalah untuk kegiatan-kegiatan di dalam negeri dan internasional. Tentu saja bertopik gambar cadas, sesuai keahliannya. Kalau dihitung, jumlah makalah AA melebihi banyak arkeolog senior.

Salah satu gambar cadas tertua (Foto: Ratno Sardi)

Dalam Pertemuan Ilmiah Arkeologi, AA pernah menyajikan makalah. Begitu pula dalam Diskusi Ilmiah Arkeologi yang diselenggarakan IAAI Komda Jabodetabek. Salah satu makalahnya bisa dilihat  di sini

Sekarang ia menjadi salah seorang pengurus pusat IAAI. Sejak mahasiswa memang AA senang berorganisasi. Ia pernah menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa Arkeologi (KAMA) UI. Organisasi profesi lain yang ia ikuti adalah anggota Indonesian Speleological Society (ISS) sejak 2016.

Kegiatan lain yang pernah dilakukan AA antara lain menjadi narasumber tentang Gua Harimau di Jerman dan menulis buku secara keroyokan berjudul Gambar Cadas Prasejarah di Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline