Tepat pada Hari Museum Indonesia (HMI) 12 Oktober, kegiatan di Taman Fatahillah, Kota Tua Jakarta, semakin semarak. Stan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman yang menggunakan tenda besar, banyak didatangi pengunjung. Stan besar itu menampilkan tema "Beda Rupa Banyak Cerita".
Sejumlah koleksi museum mengisi pameran ini, antara lain dari Museum Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, Museum Sumpah Pemuda, Museum Alkitab, Museum Santa Maria, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Museum Konferensi Asia Afrika, Museum Penerangan, Museum Asmat, Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia, Museum Bahari, Museum Tekstil, dan Perpustakaan Nasional.
Stan besar ini sempat didatangi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy ketika menutup rangkaian acara HMI. Meskipun secara resmi sudah ditutup, namun hari ini pameran masih tetap berlangsung.
Berkunjung dan dikunjungi
Kemarin saya sempat berkunjung ke sejumlah stan. Di stan Museum Timah Indonesia saya sempat bertemu Pak Taufik, Kepala Museum Timah. Museum ini diresmikan pada 11 November 2013, menempati gedung bekas kantor pusat BTW (Hoofd Bureau-Banka Tin Winning) yang dibangun pada 1915.
Museum Timah Indonesia memamerkan foto-foto alat-alat penambangan timah kuno, balok timah dari abad ke-8 hingga sekarang, dan penambangan timah pada masa Hindia-Belanda. Dalam pameran juga ada koin-koin kuno berbahan timah.
Yang agak unik, ternyata ada prasasti yang berbahan timah. Biasanya prasasti ditulis di atas logam emas atau perunggu. Museum Timah Indonesia terletak di Pangkal Pinang dan Muntok.
Museum Komodo saya amati ramai dikunjungi. Daya tarik museum ini adalah seekor ular sanca. Pengunjung bisa mengangkat ular ini di atas leher kita lalu berfoto. Ada yang geli, ada yang takut, begitulah ekspresi pengunjung.
Museum dari luar Jakarta lain yang saya kunjungi adalah Museum Pendidikan Nasional Bandung, Museum Ranggawarsita Semarang dan Museum La Galigo Makassar.