Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Puluhan Ordner Kliping Arkeologi dan Museum Koleksi Pribadi

Diperbarui: 2 September 2019   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru sebagian ordner tersimpan dalam kontener (Dokpri)

Ketika duduk di Sekolah Dasar, saya gemar membaca. Hobi ini terus berlanjut hingga saya duduk di bangku SMP. Kebetulan ketika itu orang tua saya berlangganan beberapa koran dan majalah. Tulisan-tulisan yang saya anggap menarik, kemudian saya gunting dan tempel pada selembar kertas.

Itulah yang disebut kliping. Kliping boleh dibilang dokumentasi dalam bentuk sederhana. Tentu tidak semua tulisan pada media cetak kita kliping. Harus dipilah berdasarkan minat kita. 

Sewaktu saya kuliah di Jurusan Arkeologi, saya tetap membuat kliping. Tema yang saya pilih tentu saja arkeologi, seperti candi, penemuan, pencurian, keramik, dan arkeologi bawah air. Ada juga tentang museum, sejarah, dan beberapa tema lain.

Oh ya, ada juga bahan kliping yang saya temukan secara tidak sengaja. Dulu barang-barang belanjaan hampir selalu dibungkus kertas koran atau majalah. Nah, beberapa topik sesekali saya temukan dari kertas pembungkus itu.

Kliping yang lebih rapi (Dokpri)

Mulai 1970-an

Saya mulai membuat kliping pada 1970-an. Waktu itu asal tempel pada kertas. Kadang saya memakai kertas buram, kadang kertas duplikator. Kertas demikian rupanya kurang bagus. 

Setelah beberapa tahun timbul bercak-bercak coklat. Kekurangan saya waktu itu, saya tidak mencantumkan koran apa, tanggal berapa, dan sebagainya. Banyak tulisan saya pada koran dan majalah juga saya kliping. 

Pada 1990-an saya tetap membuat kliping. Malah kertasnya lebih bagus. Saya gunakan kertas duplikator, lalu saya bawa ke percetakan untuk membuat kop lengkap dengan data kliping.

Membuat kliping ternyata harus sabar. Kalau ukuran guntingan lebih kecil dari kertas, cukup mudah menempelkannya. Tapi kalau lebih besar dari kertas, nah kita perlu ilmu menyusun tata letak. Kadang kita perlu dua-tiga lembar kertas. Iya karena tulisan atau artikelnya panjang.

Dulu saya beberapa kali ke berbagai perpustakaan umum, seperti Yayasan Idayu dan Perpustakaan Umum DKI Jakarta. Jadi yah tiru-tiru dikit cara membuat kliping.

Kliping dengan sumber yang lengkap (Dokpri)

Sempat vakum
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline