Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Jangan Biarkan Perbedaan Memecah Belah Persatuan

Diperbarui: 20 Mei 2019   21:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran lukisan di Museum Kebangkitan Nasional (Dokpri)

Seperti pada tahun-tahun lalu, kali ini pun Museum Kebangkitan Nasional menyelenggarakan upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Harkitnas, demikian biasa disingkat, berawal dari pendirian organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908. Jadi tahun ini telah menginjak usia 111 tahun, deretan angka bagus tentunya.

Peringatan Harkitnas yang dimulai pukul 07.00 itu diikuti banyak kelompok masyarakat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti pegawai, siswa SD hingga mahasiswa, komunitas, pramuka, dan guru. Bertindak sebagai pembina upacara Direktur Jenderal Kebudayaan Pak Hilmar Farid.

Pada kesempatan itu Pak Hilmar membacakan sambutan Menkominfo. Beliau mengawalinya dengan kisah tentang sumpah Amukti Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Konon, Mahapatih Gajah Mada tidak akan menghentikan mati raga atau puasanya sebelum mempersatukan Nusantara.

Upacara Harkitnas 2019 (Dokpri)

"Wilayah Nusantara yang disatukan oleh Gajah Mada telah menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonesia seperti yang secara de jure terwujud dalam NKRI saat ini," begitu kata Menkominfo sebagaimana ditirukan Pak Hilmar.

Menkominfo mengimbau agar kita bersatu dengan semangat bergotong royong.  Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama! Itulah Gotong Royong! Demikian Menkominfo mengutip pidato pendiri bangsa, Presiden Sukarno.  

"Jangan biarkan perbedaan memecah belah persatuan, melainkan jadikanlah sebagai alat dalam membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia," begitulah himbauan Menkominfo.

Penyerahan hadiah kompetisi vlog oleh Ibu Triana (Dokpri)

Pameran dan Vlog

Usai upacara Harkitnas, peserta diperkenankan melihat-lihat pameran lukisan tokoh dan peristiwa sejarah. Materi pameran merupakan hasil  lomba lukis bulan lalu yang diikuti para peserta dari wilayah Jabodetabek. Lukisan para nominator dan pemenang dipamerkan di sana. Pameran mulai berlangsung 14 Mei lalu dan akan berkahir pada 31 Mei 2019.

Di ruang lain Direktorat Sejarah mengumumkan pemenang kompetisi vlog bertema "Sosok Guru Sejarah Favoritmu". Ada enam pemenang yang berasal dari para siswa SMTA. Mereka memperoleh berbagai hadiah seperti laptop dan ponsel dari Direktorat Sejarah yang diberikan oleh Direktur Sejarah Ibu Triana Wulandari dan Dirjen Kebudayaan Pak Hilmar Farid.

Pelajaran sejarah dikenal membosankan. Maka harus dicari cara lain agar para siswa mengingat atau mengenang peristiwa sejarah. Kalau kepada guru sudah sering dilakukan, maka kali ini lewat generasi milenial dan kecanggihan teknologi, begitu kira-kira kata Pak Hilmar.

Pelatihan pembuatan vlog sejarah oleh Mas Yosi (Dokpri)

Untuk memberi pengetahuan tentang vlog, seusai pemberian hadiah tampil Mas Yosi, yang dikenal sebagai komedian Project Pop. Ia memberi materi "Peran Vlog Sejarah dan Penyebaran Informasi Kesejarahan di kalangan Generasi-Z".
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline