Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Ngabuburit Sambil Belajar Membuat Komik di Museum Basoeki Abdullah

Diperbarui: 1 Juni 2018   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembukaan kegiatan Lokakarya Komik di Museum Basoeki Abdullah (Foto: KPBMI)

Setelah menyelenggarakan Sinau Aksara dan Bedah Prasasti pada Minggu, 27 Mei 2018, Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI) kembali menyelenggarakan Lokakarya Komik. Di penghujung Mei itu, tepatnya 31 Mei 2018,  kegiatan berlangsung di Museum Basoeki Abdullah. Boleh dibilang ngabuburit sambil membuat komik.

Peserta lokakarya berasal dari berbagai kalangan, yakni masyarakat umum, pelajar, dan mahasiswa. Bahkan ada seorang komikus cilik, Michelle namanya. Ia baru kelas 6 SD tapi telah mampu menerbitkan dua buah komik.

Menurut Ketua KPBMI Dhanu Wibowo, jumlah peserta mencapai 57 orang. Pendaftaran dilakukan lewat google form dan sebagian lagi berupa undangan. Generasi milenal memang hampir selalu menggunakan cara kekinian, yakni internet termasuk media sosial. Maklum pengurus KPBMI terdiri atas anak-anak muda, baik yang mahasiswa maupun sarjana baru.

Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi, seperti UI, UIN, UNJ, dan Uhamka. Juga dari sejumlah program studi, antara lain arkeologi, sejarah, pendidikan sejarah, dan sejarah kebudayaan Islam. Sementara Dewan Penasihat KPBMI terdiri atas arkeolog-arkeolog senior, yakni Djulianto Susantio, Berthold Sinaulan, dan Dewi Trisna.

Pemaparan materi oleh Salam dengan moderator Asri (Foto: KPBMI)

Basoeki Abdullah

Acara dibuka oleh Kepala Museum Basoeki Abdullah, Ibu Maeva Salmah. Beliau terlebih dulu bertanya siapa yang pernah ke museum ini. Ternyata hanya beberapa peserta menunjukkan jari. Berarti sebagian besar peserta belum pernah berkunjung ke museum. Ibu Maeva kemudian menceritakan siapa Basoeki Abdullah sampai menjadi pelukis istana di Kerajaan Thailand. Beliau pun berharap para peserta mendapat tambahan ilmu lewat lokakarya komik ini.

M. Rizal Salam menjadi narasumber lokakarya komik. Ia mahasiswa arkeologi UI angkatan 2014. Salam sering membuat komik di media-media sosial macam Instagram. Satu buku komiknya yang bertema "Ayo ke Museum" diterbitkan oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Moderator kegiatan juga mahasiswa arkeologi UI angkatan 2014, Asri Hayati Nufus. Ia penulis naskah komik. Sayang, dua mahasiswa arkeologi lain tidak dapat hadir karena sakit.

Pemaparan materi oleh Salam (Foto: KPBMI)

Komputer

Salam memaparkan seluk-beluk membuat komik, dimulai dari istilah komik, membuat sketsa secara manual, menyunting, memasukkan teks, memasukkan gambar, menjiplak gambar, membuat bingkai komik, perbandingan obyek dan tulisan, dan sebagainya. Juga tentang aplikasi yang bisa digunakan, seperti photoshop dan illustrator.

Salam mempraktekkan itu di komputer lewat sebuah laptop yang dihubungkan ke sebuah alat kecil yang berfungsi sebagai papan lukis. Di alat elektronik itu, kita bisa menggambar, mengedit, memberi warna, dan sebagainya. Yang jelas, pekerjaan menjadi lebih mudah daripada dikerjakan secara manual.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline