Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Museum Nasional, Lembaga Prestisius karena Dikunjungi Tamu Negara

Diperbarui: 30 April 2018   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid meninjau pameran (Dokpri)

Ternyata museum di Nusantara sudah berdiri sejak dua abad yang lalu, tepatnya pada 24 April 1778. Ketika itu berdiri Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW), yakni lembaga seni dan ilmu pengetahuan di Batavia. Lembaga ilmiah itu memiliki museum, yang sekarang menjadi Museum Nasional. Tepat 24 April 2018, Museum Nasional berusia 240 tahun.

Menyambut ulang tahunnya itu, Museum Nasional mengadakan berbagai acara untuk publik. Tanpa publik memang museum bukan apa-apa. Berbagai acara itu antara lain lomba melukis di atas kaos, lomba vlog, lomba mewarnai, night at the museum, bedah buku, dan pameran. Bahkan masih ada acara berupa diskusi tentang edukasi museum bekerja sama dengan Paramita Jaya, yakni organisasi museum se-Jakarta Raya.

Museum Nasional yang dikenal sebagai Gedung A (Dokpri)

Puncak acara

Puncak acara HUT Museum Nasional berlangsung 30 April 2018, diisi dengan acara bedah buku dan pameran. Ada dua pameran yang diselenggarakan, yakni pameran Hardiknas dan pameran perjalanan Museum Nasional. Bedah buku menghadirkan Bonnie Triyana dan Sudarmadji Damais, membahas buku karya Wahyono Martowikrido berjudul Cerita dari Gedung Arca.

Dulu memang Museum Nasional terkenal dengan nama Gedung Arca. Maklum sebagian besar koleksinya berupa arca kuno. Bahkan pernah disebut Gedung Gajah, karena di halaman depan terdapat sebuah arca gajah pemberian dari Raja Siam ketika berkunjung ke Batavia. Nama Museum Gajah kemudian lekat dengan masyarakat. Akibatnya nama Museum Nasional kurang populer.

Lomba melukis di atas kaos (Dokpri)

Gengsi

Perayaan puncak HUT Museum dihadiri oleh Kepala Museum Nasional Bapak Siswanto, dua mantan Kepala Museum Nasional Ibu Suwati Kartiwa dan Ibu Intan Mardiana, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Wardiman Djojonegoro, Direktur Jenderal Kebudayaan Bapak Hilmar Farid, dan undangan lain.

Sambutan dari Bapak Siswanto, Sekretaris Ditjen Kebudayaan Ibu Sri Hartini, dan Bapak Hilmar Farid mengawali acara. Dari mereka bertiga tergambar, museum tidak lagi menakutkan, museum akan terbuka untuk kegiatan publik, dan museum merupakan lembaga prestisius.

Pameran perjalanan sejarah Museum Nasional (Dokpri)

Rampung 2019

Pada awalnya Museum Nasional hanya memiliki satu gedung, yang sekarang disebut Gedung A. Tapi kemudian dengan negosiasi alot, Museum Nasional berhasil mendapatkan gedung di sebelahnya, yang sekarang menjadi Gedung B. Itu pun masih dirasa kurang memadai, karena Museum Nasional memiliki sekitar 150.000 koleksi. Kini Museum Nasional memiliki lahan untuk gudang (storage) di areal TMII. Diharapkan Gedung C, termasuk berbagai fasilitasnya, akan rampung pada 2019 mendatang.

Seingat saya Presiden Sukarno pernah akan menjadikan kawasan Medan Merdeka sebagai kawasan kebudayaan. Di Medan Merdeka Barat ada Museum Nasional, di Medan Merdeka Selatan ada Perpustakaan Nasional, dan di Medan Merdeka Timur ada Galeri Nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline