Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Jelajah Malam Sambil Berdiskusi di Museum MH Thamrin

Diperbarui: 23 April 2018   05:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diorama masa pergerakan nasional di Museum M.H. Thamrin (Dok. KPBMI)

Wisata malam di dalam museum jarang sekali dilakukan orang. Apalagi jam tutup museum paling lambat pukul 17.00. Namun, terinspirasi dari film box office "Night at the Museum", muncul gagasan untuk menghidupkan kembali aktivitas jelajah museum di malam hari.

Dulu memang ada anggapan museum itu angker, menyeramkan, menakutkan, horor, dan sebagainya. Namun sekarang pandangan demikian sudah berubah total. Museum malah dianggap sebagai tempat yang menyenangkan loh, terutama buat belajar, mencari inspirasi, atau kegiatan kultural-edukatif lain.

Para peserta jelajah malam berfoto bersama (Dok. KPBMI)

Mengenal sosok

Jumat, 20 April 2018 malam Museum Kesejarahan Jakarta menyelenggarakan acara "Jelajah Malam Museum" bertema "Mengenal Sosok Mohammad Hoesni Thamrin". Acara itu sekaligus merupakan ajang silaturahim antara Unit Pengelola (UP) Museum Kesejarahan Jakarta dengan keluarga M.H. Thamrin.

UP Museum Kesejarahan Jakarta berada di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Saat ini ada empat museum di bawah UP Museum Kesejarahan Jakarta, yakni Museum Sejarah Jakarta, Museum Joang 45, Museum M.H. Thamrin, dan Museum Prasasti.

Acara di Jumat malam itu menyedot banyak peserta. Umumnya yang ikut acara adalah komunitas-komunitas peduli sejarah dan budaya. Termasuk komunitas binaan saya, Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI), yang sekaligus melaporkan jalannya acara. Mereka mendengarkan cerita dari keluarga M.H. Thamrin. Bahkan diajak berkeliling museum sambil berdiskusi. 

"Alhamdulillah, keluarga  besar M.H. Thamrin hadir, termasuk Ibu Dieni Tjokro. Ibu Dien merupakan salah satu cucu M.H. Thamrin. Sekarang beliau menjabat Duta Besar Indonesia di Ekuador. Kebetulan beliau sedang ada tugas ke Indonesia selama satu minggu," demikian Kepala UP Museum Kesejarahan Jakarta, Sri Kusumawati atau biasa disapa Ati.

Cucu M.H. Thamrin Ibu Dien (kiri) dan Kepala UP Museum Kesejarahan Sri Kusumawati (kanan)/Dok. KPBMI

Tokoh Pergerakan

M.H. Thamrin (16 Februari 1894-11 Januari 1941) merupakan seorang politisi pada zaman Hindia-Belanda. Ia selalu memperjuangkan warga kelas bawah dan warga Betawi. Perjuangannya berhasil ketika ia diangkat menjadi wakil walikota Batavia.

Thamrin merupakan salah seorang tokoh Betawi dari organisasi Kaoem Betawi yang menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) di Hindia-Belanda. Bahkan sebagai tokoh sepak bola yang mendirikan lapangan sepak bola di daerah Petojo.

Museum M.H. Thamrin terletak di Jalan Kenari II No. 15, Jakarta Pusat. Berada tidak jauh dari Kampus UI Salemba. Sebelum dijadikan museum, gedung tersebut menjadi markas organisasi Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Dulu dikenal sebagai Gedung Kenari. Konsep lagu kebangsaan Indonesia Raya lahir dari tempat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline