Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Museum BPK di Magelang, Padahal Kantor Pusat BPK di Jakarta

Diperbarui: 24 Maret 2018   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Lobi Museum BPK (Dokpri)

Magelang memang kota kecil. Namun ternyata di kota itu terdapat beberapa museum. Yang agak besar adalah Museum BPK RI. Singkatan RI tentu sudah populer di telinga kita. Kalau BPK? Sebagian masyarakat pasti mengenalnya... Badan Pemeriksa Keuangan.

Museum BPK RI merupakan salah satu museum modern di Indonesia. Februari 2018 lalu saya dan beberapa teman dari Jakarta, ditemani anggota komunitas di Magelang, berkesempatan ke sana. Kami ditemani beberapa staf museum dan Pak Dicky, Kepala Museum BPK RI.

Koleksi museum dan peralatan pengamanan museum (Dokpri)

Kondisi keamanan
Pasti banyak pertanyaan, mengapa Museum BPK ada di Magelang padahal kantor pusat BPK ada di Jakarta. BPK didirikan pada 1 Januari 1947. Saat itu negara kita berada dalam kondisi genting karena Agresi Militer Belanda. Maka pusat pemerintahan dipindahkan ke Yogyakarta. Dengan pemindahan tersebut, kantor-kantor kementerian/lembaga pun ikut pindah ke Yogyakarta dan sekitarnya.

Di Magelang, kantor BPK beberapa kali berpindah tempat, di antaranya ke kompleks bekas Karesidenan Kedu. Di lokasi inilah pada 4 Desember 1997 diresmikan Museum BPK. Luas bangunan museum 163,80 meter persegi. Pada 1999 dikembangkan lagi menjadi 260,16 meter persegi.

Penulis sempat narsis di salah satu ruang (Dokpri)

Post-modern
Pada 2016 Museum BPK berubah menjadi museum post-modern. Bahkan luas museum bertambah karena sebagian gedung Kantor Bakorwil II Kedu dan Surakarta dihibahkan untuk pengembangan museum. Saat ini luas Museum BPK mencapai 3.880 meter persegi. Ada 14 ruangan di museum itu, yakni Ruang Lobi. Ruang Audiovisual, Ruang Wajah BPK, Ruang Titik Nol, Ruang Sang Ketua, Ruang BPK, Ruang Rekam Jejak, Kids Museum, Ruang Storage, Ruang Perpustakaan, Ruang Pameran Temporer, Ruang Cenderamata, Kafetaria, dan Ruang Kantor. Di halaman museum terdapat panggung terbuka.

Ketua BPK pertama (Dokpri)

Bukan itu saja, Museum BPK dilengkapi wifi dan peragaan interaktif. Pengunjung bisa bermain-main dengan komputer. Pada salah satu komputer ada beberapa pertanyaan yang harus diisi, misalnya kalau ingin menjadi "Ketua BPK". Saya sempat mengisi satu per satu. Sayang karena mengisi sambil mengobrol, saya salah pencet. Ketika itu pertanyaan yang muncul kira-kira adalah "Apakah Anda pernah dipidana paling kurang lima tahun?" Saya jawab "Ya", hehehe...padahal seharusnya "Tidak". Jadi gagal lah saya menjadi "Ketua BPK".

Saya lihat pada lobi terdapat tulisan besar "BPK Pengawal Harta Negara". Itulah rupanya tagline dari Museum BPK. Dalam Ruang Lobi ini juga ditampilkan informasi mengenai kekuatan SDM di kantor pusat dan perwakilan BPK di setiap provinsi. Dua tokoh yang berperan penting dalam pembentukan BPK, Soekarno dan Moh. Hatta, ikut ditampilkan.

Kalau pengunjung ingin tahu siapa sajakah yang pernah menjadi Ketua BPK, ada di ruangan tersendiri. Ternyata Ketua BPK pertama adalah R. Soerasno. Ketua-ketua BPK setelah itu dipasang juga di sana.

Ruang Rekam Jejak (Dokpri)

Gratis
Museum BPK berlokasi beberapa meter dari gerbang masuk eks Karesidenan Kedu, Jalan P. Diponegoro Nomor 1, Magelang, Jawa Tengah. Adanya di sebelah kanan. Memasuki museum ini tidak dikenakan biaya alias gratis.

Museum buka Selasa hingga Minggu pukul 09.00-15.00. Sebagaimana museum-museum lain, museum ini tutup setiap Senin. Nomor kontak yang bisa dihubungi (0293)-310230 dan 0812-2782-083 dengan Ibu Yuni.

Jika ingin tahu lebih jauh, silakan buka laman museum.bpk.go.id. Museum memang harus kekinian. Museum BPK pun punya Facebook, Instagram dan Twitter. Ayo segera berkunjung, cari informasi dan lestarikan nilai pengelolaan keuangan negara.***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline