Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Museum dan Komunitas Perlu Kerja Sama

Diperbarui: 15 Maret 2018   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan antara museum dengan komunitas (Dokpri)

Museum tanpa ada jejaring, komunitas, dan pemberdayaan masyarakat lokal diibaratkan sebuah kuburan tanpa batu nisan. Begitu kata seorang rekan yang beberapa tahun lalu pensiun dari sebuah museum.

Memang kata banyak orang, yang menghidupkan sebuah museum adalah komunitas. Sejak lama banyak komunitas beraktivitas di museum. Sampai sekarang ada komunitas yang aktif, ada pula yang kurang aktif, bahkan ada yang tinggal nama.

Mengingat pentingnya komunitas maka Selasa, 13 Maret 2018 lalu, Pak Yiyok T. Herlambang dari Museum Bank Indonesia menyelenggarakan acara silaturahim dan berbagi dengan sejumlah komunitas di Jakarta. Pak Yiyok adalah Ketua Paramita Jaya, yakni asosiasi museum di DKI Jakarta. Ia ditemani Pak Junanto Herdiawan atau biasa disapa Pak Iwan, dari Departemen Komunikasi Bank Indonesia.

Pak Iwan (nomor 2 dari kiri) dan Pak Yiyok (nomor 3 dari kiri)/Foto: Cakra Buana

Kelompok sosial

Menurut Wikipedia, komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Salah satu contoh menurut KBBI, komunitas sastra, kelompok atau kumpulan orang yang meminati dan berkecimpung dalam bidang sastra, masyarakat sastra.

Yang berkaitan dengan museum, tentu saja amat beragam. Kegiatan jelajah museum bisa dilakukan di museum mana pun. Kegiatan membatik bisa meminjam ruangan museum. Kegiatan fotografi bisa mengambil objek koleksi museum dan diselenggarakan di dalam museum.

Nah, komunitas-komunitas itulah yang mengemukakan unek-unek pada kegiatan tersebut. Ada yang merasa dipersulit karena urusan birokrasi surat-menyurat. Ada yang mengeluhkan sewa ruangan yang tidak sesuai dengan kantong komunitas. Pokoknya, setiap komunitas memperkenalkan diri berikut aktivitas mereka.

Dari sejumlah komunitas itu, rata-rata bersifat tema tunggal. Artinya komunitas batik, yah berkenaan dengan batik. Komunitas onthel, berkenaan dengan sepeda. Jarang sekali komunitas yang bersifat tema ganda, yakni melakukan kegiatan dalam berbagai bidang yang berbeda.

Empat tema kegiatan yang bisa diselenggarakan di Museum BI (Foto: Cakra Buana)

Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia

Saya sendiri menjadi pembina Kelompok Pemerhati Budaya dan Museum Indonesia (KPBMI). Komunitas kami baru berdiri pada 4 Maret 2017. Para pengurus terdiri atas belasan orang atau para generasi muda zaman milenial.

Mereka rata-rata mahasiswa dan lulusan baru dari disiplin arkeologi, pendidikan sejarah, sejarah, dan bidang lain dari beberapa perguruan tinggi. Karena itu aktivitas kami bertema  Sepurmudaya (sejarah, purbakala, museum, budaya). Kami memiliki struktur organisasi, jadi ada pembagian tugas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline