Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Koleksi Maskot Museum Siginjei Jambi Dipamerkan di Eropa

Diperbarui: 18 November 2017   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi etnografi di Museum Siginjei (Dokpri)

Selasa, 14 November 2017 lalu, saya mendampingi tim Standardisasi Museum dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kemdikbud. Ada tiga museum di Jambi yang kami tuju. Yang pertama kami kunjungi adalah Museum Siginjei. Kami mewawancarai kepala museum dan beberapa jajaran di bawahnya. Selain itu mengambil foto dan mengamati tiap-tiap lokasi dan fasilitas yang ada di sana.  

Kami diterima di ruang kepala museum. Suasana santai dan tidak formal-formalan mewarnai pertemuan itu. Maklum kami sudah sering berkomunikasi. Kepala Museum Siginjei, Bapak Dendi Berlian, baru menjabat beberapa bulan lalu. Sementara beberapa stafnya ada yang sudah bekerja di museum itu lebih dari sepuluh tahun.

Perubahan nama

Museum Siginjei merupakan nama baru yang dipakai sejak 30 Oktober 2012. Sebelumnya bernama Museum Negeri Provinsi Jambi (1988-1999) dan Museum Negeri Jambi (1999-2012). Peletakan batu pertama pembangunan museum dilakukan pada 18 Februari 1981, selanjutnya diresmikan pada 6 Juni 1988.

Benda-benda koleksi yang terhimpun dalam museum merupakan warisan budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang mencerminkan kehidupan masyarakat Provinsi Jambi pada masa lalu. Koleksi Museum Siginjei cukup banyak.

Koleksi pecahan keramik, tetap merupakan data arkeologi (Dokpri)

Koleksi-koleksi itu terbagi dalam sepuluh jenis, yakni Geologika (meliputi batuan, mineral, fosil, dan benda bentukan alam), Biologika (kerangka manusia, tumbuhan, dan hewan), Etnografika (jati diri etnis), Arkeologika (artefak kuno), Historika (benda yang berkaitan dengan peristiwa sejarah),  Numismatika dan Heraldika (mata uang, lambang, tanda jasa), Filologika (naskah kuno), Keramologika (keramik), Seni Rupa (objek artistik manusia), dan Teknologika (perkembangan teknologi).

Kesepuluh jenis koleksi itu dipamerkan dalam ruang-ruang khusus seperti Ruang Potensi Alam, Ruang Candi Muaro Jambi, Ruang Budaya Masyarakat Jambi, Miniatur Goa Tiangko, Ruang Khazanah Budaya Jambi, Ruang Keramik, dan Pameran Terbuka.

Koleksi unggulan

Wilayah Jambi pernah disebut-sebut berhubungan dengan Kerajaan Sriwijaya. Maka banyak benda arkeologi tersebar di wilayah Jambi, baik hasil penemuan tidak disengaja maupun hasil ekskavasi arkeologis.

Ada beberapa koleksi unggulan atau koleksi maskot di Museum Siginjei. Yang paling menarik perhatian berupa dua buah arca Avalokitesvara. Menurut buku Koleksi Pilihan 25 Museum di Indonesia (Direktorat Museum, 2009), kedua arca itu ditemukan di Situs Rantaukapastuo, Kabupaten Batanghari, secara tidak disengaja oleh petani pada 3 Februari 1991.

Koleksi maskot Museum Siginjei yang dipamerkan di Eropa (Foto: Kemdikbud)

Kedua arca berbahan perunggu berlapis emas. Penggambarannya bertangan empat dan mengenakan sejenis kain. Kondisi arca relatif utuh. Hanya bagian belakang dan bawah rusak akibat patah. Ditafsirkan, arca itu merupakan puncak dari seni kejayaan Kedatuan Sriwijaya.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline