Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Buku Lawas Koleksi Perpustakaan Museum Nasional Bisa Diakses Masyarakat

Diperbarui: 25 Agustus 2017   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan Museum Nasional (Dokpri)

Cikal bakal Museum Nasional dan Perpustakaan Nasional berawal dari Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang didirikan pada 1778. Kegiatan lembaga itu adalah mengumpulkan koleksi arkeologis, mata uang, dan naskah. Pada masa kemudian Bataviaasch Genootschap menerbitkan majalah tentang bahasa, sejarah kuno, antropologi, pertanian, geografi, perumahan, dan sistem selokan di Batavia.

Sebagian publikasi Bataviaasch Genootschap seperti Tijdschrift Bataviaasch Genootschap (TBG) dan Verhandelingen Bataviaasch Genootschap (VBG) ada di Perpustakaan Nasional.  Sebagian lagi masih bisa dijumpai di Perpustakaan Museum Nasional.

Jumat, 18 Agustus 2017 saya berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Museum Nasional. Perpustakaan itu terletak di lantai 6 Gedung Museum Nasional di Jalan Medan Merdeka Barat 12. Masyarakat umum bisa mengakses perpustakaan itu dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Tentu saja sesuai dengan jam kerja yaitu Senin hingga Jumat.

Buku-buku lama

Banyak koleksi perpustakaan berasal dari masa sebelum 1945. Selain TBG dan VBG, ada juga Oudheidkundige Verslag (OV). OV merupakan produk Oudheidkundige Dienst atau Dinas Purbakala. Buku-buku lama itu sering menjadi acuan para mahasiswa dan peneliti bidang humaniora.

Koleksi buku-buku lama di Perpustakaan Museum Nasional (Dokpri)

Menurut petugas perpustakaan Alfa Noranda, diperkirakan koleksi yang berasal dari zaman Belanda berjumlah 8.000 eksemplar. Alfa tampak kewalahan menangani buku-buku tersebut. Saat itu ia tengah mengklasifikasi buku-buku berdasarkan tema India, Asia Selatan, Asia Barat, dan sebagainya. Alfa baru beberapa bulan bertugas di situ.

"Ada juga buku-buku tentang hukum adat," kata Alfa. Tampak buku-buku lama itu sudah dijilid hardcover berwarna hitam. Mungkin untuk membedakan dari buku-buku lain. Kertas-kertas pada buku lama tampak lusuh dan sudah berubah warna. Rasanya perlu upaya konservasi karena di samping koleksi museum, buku merupakan aset berharga. Bahkan masih tetap dipakai sebagai referensi oleh peneliti masa kini.

Berbagai catatan registrasi koleksi juga disimpan di perpustakaan. Tentu supaya gampang dicari sekiranya diperlukan oleh kurator atau pegawai museum lain. Ada beberapa rak besi di ruangan khusus perpustakaan.

Budaya

Sebagian besar koleksi Perpustakaan Museum Nasional terdiri atas buku-buku budaya. Umumnya kiriman dari instansi-instansi pemerintah yang bergerak di bidang kebudayaan, seperti Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balai Pelestarian Cagar Budaya, dan Balai Arkeologi. Koleksi lain merupakan hadiah dari museum-museum di dalam negeri dan mancanegara.

Koleksi Buku Registrasi Koleksi Museum Nasional (Dokpri)

Tadinya Museum Nasional selalu mendapat buku-buku, seperti katalogus dan laporan dari museum-museum di seluruh Indonesia. Namun sejak 1987 tampaknya daerah tidak lagi melakukan pengiriman. Alfa berharap seluruh museum, baik museum pemerintah maupun museum swasta, mengirimkan publikasi-publikasi yang diterbitkan sebagai database terpusat.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline