Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Bunker Rahasia Zaman Belanda di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Diperbarui: 17 Agustus 2017   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ventilasi udara (kiri) dan lubang bunker (kanan) di halaman belakang museum (Dokpri)

Agustus merupakan bulan sibuk bagi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Ada berbagai kegiatan yang telah dan akan dilakukan. Yang sudah dilakukan antara lain lomba paduan suara lagu-lagu nasional. Yang sedang berlangsung pameran tokoh Ki Bagoes Hadikoesoemo (sampai 9 September 2017). Yang akan berlangsung adalah napak tilas proklamasi pada 16 Agustus 2017. Demikian menurut Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Agus Nugroho.

Di Museum Perumusan Naskah Proklamasi ini terdapat berbagai koleksi yang berhubungan dengan rencana proklamasi pada 17 Agustus 1945. Juga kisah tentang proklamasi di berbagai daerah dan tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Generasi muda tentu perlu datang ke sana. Lihatlah bagaimana pemuda-pemuda kita di masa itu berjuang untuk kemerdekaan.

Bunker

Selain koleksi museum di ruangan lantai 1 dan lantai 2, di halaman bagian belakang terdapat sebuah lubang yang juga berkenaan dengan sejarah. Lubang itu berukuran sekitar 50 sentimeter x 50 sentimeter. Saat ini bagian mulutnya sudah disemen. Ketika pertama kali dibuat mungkin bentuknya tidak seperti itu.

Lubang bunker dilengkapi tangga untuk pengunjung (Dokpri)

Karena dilengkapi tangga logam, pengunjung museum bisa turun. Bunker atau bungker merupakan lubang perlindungan. Di negara-negara yang dilanda perang, bunker menjadi ruang bawah tanah untuk berlindung dari serangan udara. Bahkan ada yang berhubungan dengan jalan rahasia untuk melarikan diri.

Bunker di Museum Perumusan Naskah Proklamasi berukuran sekitar 5 meter (lebar) x 3 meter (panjang) x 1,5 meter (tinggi). Mengingat rumah ini milik Laksamana Maeda, kemungkinan dulu pernah digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga seperti dokumen kenegaraan. Maklum kala itu Maeda menjabat sebagai kepala penghubung Angkatan Laut dan Darat Jepang.

Ketika saya turun, terlihat luas bunker cukup lumayan. Kalau untuk bersembunyi bisalah untuk sepuluh orang. Di dalam bunker terlihat ada celah udara yang kini agak tertutup tanaman. Mengingat rumah ini dibangun pada 1927, tentu usia bunker sama dengan itu.

Menurut Jaka Perbawa dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi, bunker merupakan bagian dari sistem keamanan rumah. Misalnya untuk perlindungan para pejabat Belanda jika suatu saat ada serangan bom dari pihak musuh.

Lorong

Saya mendengar informasi, dulu di dalam bunker ada lorong untuk kabur. Tapi ketika dijadikan museum, lorong tersebut ditutup. Memang sekilas tampak ada lubang kecil sebesar tubuh manusia. Masih minim informasi tentang bunker tersebut. Benarkah ada lorong untuk melarikan diri? Benarkah juga di bawah bunker sekarang ada bunker lagi?

Penampakan bunker (Dokpri)

Jaka Perbawa tidak tahu apakah Kedutaan Inggris yang menutup atau sebelumnya sudah ditutup. Kedutaan Inggris memang pernah menempati rumah itu selama beberapa tahun.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline