Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Banyak Keramik Kuno Pernah Diperdagangkan di Kerajaan Majapahit

Diperbarui: 23 Juni 2017   19:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temuan wadah tanah liat di situs Trowulan (Dokpri)

Selama puluhan tahun banyak keramik asing kuno ditemukan di berbagai situs di Trowulan dan sekitarnya. Trowulan diyakini sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit. Keramik-keramik kuno itu ditemukan secara tidak disengaja oleh masyarakat setempat ketika sedang mengolah tanah. Begitu pun oleh para arkeolog dalam kegiatan ekskavasi. Kenyataan itu membuktikan bahwa masyarakat Majapahit sudah terbiasa menggunakan keramik untuk keperluan hidupnya.

Dari hasil identifikasi diketahui ratusan ribu pecahan keramik asing itu berupa wadah, seperti tempayan, guci, buli-buli, cepuk, pasu, piring, mangkok, kendi, jambangan, vas, dan botol. Ada juga bagian-bagian bangunan, figurin, kelereng, dan lain-lain. Semua itu dalam berbagai bentuk, hiasan, warna, dan ukuran.  

Barang-barang keramik itu berasal dari Tiongkok, pada masa dinasti Song abad X - XIII hingga dinasti Qing abad XVII-XX. Ada juga keramik dari negara-negara Asia Tenggara, antara lain Vietnam, Thailand, dan Kamboja, dari masa abad XII-XVIII. Mayoritas keramik Tiongkok berasal dari masa dinasti Yuan dan Ming awal (antara abad XIII hingga XV).  

Keramik Thailand yang ditemukan diketahui buatan Swankhalok dan Sukothai.  Ditemukan pula keramik buatan Vietnam sezaman. Umumnya berupa mangkok dan cepuk.  Yang menarik, di antara keramik Vietnam ditemukan bahan bangunan.  Diduga benda itu  merupakan pesanan khusus.

Mayoritas temuan keramik berasal dari Tiongkok. Mungkin hal ini menunjukkan buatan Tiongkok lebih disukai dibandingkan buatan negara lain. Mungkin juga karena tersedia dalam jumlah cukup besar atau mempunyai kualitas lebih baik. 

Analisis temuan keramik dari situs Trowulan (Foto: Yusmaini Eriawati)

Melimpahnya temuan keramik di Trowulan ternyata sesuai dengan berita tertulis yang menyebutkan bahwa banyak pedagang Tiongkok di Majapahit membawa barang dagangan. Berita Dinasti Ming menyebutkan orang Majapahit sangat menyukai piring-piring seladon atau piring-piring biru putih berhiasan bunga (Satari 1984). Menurut Watt (1984) jenis keramik yang merupakan mayoritas temuan di situs Trowulan adalah wadah-wadah dari tungku Longquan. Jenis ini merupakan jenis yang banyak diproduksi dan diperdagangkan. Masa-masa produksi tersebut merupakan masa kejayaan perdagangan Tiongkok dengan negara luar.  

Tidak tertutup kemungkinan saudagar-saudagar India, Arab, Gujarat, Persia dan bangsa lain memperdagangkan berbagai komoditi dari negaranya. Dapat dikatakan pada masa itu Majapahit merupakan pusat kegiatan perdagangan bersifat internasional. Sejauh ini artefak dari luar Tiongkok, Thailand, Vietnam, dan Kamboja baru ditemukan dalam jumlah kecil sehingga sulit dianalisis.

Begitulah cerita tentang keramik. Tulisan ini saya olah dari tulisan Widiati dan Yusmaini Eriawati, keduanya adalah arkeolog yang menekuni keramik dari dua instansi yang berbeda. Widiati dari Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Yusmaini dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline