Lihat ke Halaman Asli

Djulianto Susantio

TERVERIFIKASI

Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Aktivis Soe Hok Gie Pernah Membeli Buku di CV Toko Buku Menteng pada 1962

Diperbarui: 29 Mei 2017   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bon pembelian buku di CV Toko Buku Menteng (Dokpri)

Tadi pagi ketika sedang bebenah kamar, saya menemukan sebuah buku yang agak unik. Dikatakan unik karena buku-buku saya umumnya bertema atau bertopik arkeologi. Maklum saya lulusan Jurusan Akeologi UI. Buku itu berjudul Capitalism and the Historians. Setelah saya ingat-ingat, rupanya buku itu saya beli ketika Perpustakaan Fakultas Sastra UI yang kala itu masih di Rawamangun, melakukan cuci gudang dengan menjual buku-buku yang berlebih atau kurang diminati kalangan kampus.

Yang menarik, pada bagian dalam buku terdapat tulisan “Toko Buku Menteng, 10 September 1962, lengkap dengan tanda tangan dan nama jelas Soe Hok Gie”. Buat saya nama Soe Hok Gie memang bukanlah nama asing. Mahasiswa Jurusan Sejarah FSUI ini lahir pada 1942. Ia merupakan seorang aktivis kampus yang menentang kediktatoran Soekarno dan Soeharto. Ia banyak menuangkan pikiran dan gagasannya dalam tulisan-tulisan di berbagai media cetak.

Selain sebagai dosen di almamaternya, ia pun seorang petualang. Ia sering mendaki gunung. Sayang di gunung pula ajal menjemputnya. Ia menghirup udara beracun di Gunung Semeru pada 1969.  Ia meninggal pada usia relatif muda, 27 tahun.

Intelektual

Rupa-rupanya Soe Hok Gie seorang intelektual. Ia banyak membaca. Pasti ia sering membeli buku. Salah satunya, yang ada pada saya saat ini.

Buku bertanda tangan Soe Hok Gie (Dokpri)

Di dalam buku tersebut saya temukan juga bon pembelian dari CV Toko Buku Menteng. Entah apakah toko buku itu masih ada sampai sekarang atau sudah berganti kepemilikan. Ia membeli dua buku. Dari faktur terlihat harga buku Capitalism and the Historians ini Rp44,10. Artinya empat puluh empat rupiah sepuluh sen. Tertera juga alamat Kebon Djeruk IX/38, kemungkinan rumah Soe Hok Gie.

Nama Soe Hok Gie sendiri selalu dikenang bertahun-tahun setelah kematiannya. Ia dikenal sebagai tokoh demonstan dan pencinta alam. Pada 2005 lalu pernah dibuatkan film berjudul Gie. Kalau tidak keliru, pemerannya Nicholas Saputra. Film Gie memperoleh beberapa penghargaan dalam Festival Film Indonesia.

Setelah kematiannya, banyak buku mungkin disumbangkan oleh keluarganya ke Perpustakaan FSUI. Pada buku yang saya miliki tertera stempel berbentuk empat persegi panjang “Koleksi Soe Hok Gie”.Juga kartu katalog perpustakaan yang masih ditik dengan mesin tik manual.***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline