Lihat ke Halaman Asli

Josua Sibarani

Pembelajar

Vaksin AstraZeneca, Amankah?

Diperbarui: 6 April 2021   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Vaksin AstraZeneca. (AP/Christophe Ena)

Iptu LT, komandan kompi di Batalyon A Brimob Polda Maluku meninggal dunia pada 4 April 2021. Almarhum sempat disuntik vaksin AstraZeneca pada 30 Maret 2021. Menurut Merdeka (5/4/2021), setelah disuntik vaksin AstraZeneca, almarhum dan 20 anggota Brimob lainnya mengalami meriang, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). 

Karena itu, Kementerian Kesehatan agar menunda kembali penggunaan vaksin AstraZeneca tersebut. Penundaan tersebut sambil menunggu hasil peninjauan kembali dari Badan Pengawas Obat dan Makanan terkait aspek keamanan, mutu dan khasiat vaksin tersebut.

Hal ini pernah dilakukan Austria. Austria menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, sambil menyelidiki satu kematian akibat gangguan koagulasi.

Vaksin AstraZeneca yang telah digunakan tersebut berasal dari 1.113.600 dosis yang tiba di Indonesia pada 8 Maret 2021. Namun masa kedaluwarsa vaksin tersebut akan jatuh tempo pada akhir Mei 2021. Vaksin tersebut sebagai vaksin gratis melalui COVAX facility dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksin tersebut diproduksi di Korea Selatan. Vaksin tersebut sebagai dosis pertama dan telah didistribusikan ke 7 provinsi, yaitu Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku, dan Sulawesi Utara. Vaksin sudah mulai digunakan sejak 22 Maret 2021. Meskipun, pada 15 Maret 2021, sempat menangguhkan penggunaan vaksin tersebut.

Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, Inggris. Vaksin ini dibuat menggunakan vaksin vektor adenovirus simpanse - mengambil virus yang menginfeksi simpanse, dan dimodifikasi secara genetik. Virus yang dimodifikasi tersebut membawa sebagian dari Covid-19 coronavirus yang disebut protein spike. 

Saat vaksin dikirim ke sel manusia, akan memicu respons kekebalan terhadap protein spike, menghasilkan antibodi dan sel memori untuk mengenali virus penyebab Covid-19. Vaksin vektor adenovirus telah dikembangkan sejak lama, khususnya untuk melawan malaria, HIV, dan Ebola (Kompas, 9/3/2021). Vaksin AstraZeneca dapat disimpan dengan suhu berkisar 2-8 derajat Celsius.

Pemerintah AS mengkritik perusahaan AstraZeneca karena menggunakan data kadaluarsa dalam hasil uji coba vaksinnya. Lalu, direvisi. AS kemungkinan tidak memakai vaksin AstraZeneca. Apakah Indonesia akan mengikuti langkah AS dan Austria?

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline