Lihat ke Halaman Asli

Ketika Saya Meminta 10 M untuk Membereskan Transjakarta Once and for All

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Ketika saya meminta 10 M untuk membereskan Trans Jakarta.

10 Milyar kelihatannya besar, tapi bila dibanding dengan nilai APBN dan korupsi yg dilakukan oleh “oknum”beserta permainan permainan ygmembuat kondisi Negara tetap begini begini aja, kemacetan Jakarta tetap saja ada dari jaman Suharto... Setelah pemerintahan Jokowi njuga apakah bias dijamin bahwa factor factor kesusahan akan berlalu meskipun ada tanda tanda positif diawal pemerintahan.

Jika trans Jakarta solid maka yang terjadi adalah pengurangan jumlah pengguna kendaraan bermotor dengan sendirinya. Tidak perlu pengguna jalan dipaksa paksa dengan peraturan peraturaturan nyg bersifat membatasi karena alternative yg tersedia mumpuni. Juga terjadi penghematan bbm secara nasional , belum lagi penurunan emisidan suhuyg terjadi secara otomatis. Belum lagi kalau kita berbicara mengenai sociocultural yg tercipta , Akan terbentuk masyarakat menengah kebawah nyg kuat…bukankah itu definisi masyarakat madani…

Persoalannya trans Jakarta saat inibanyak titik lemahnya. Diruas tretentu saya lebih memilih turun dan menaiki kopaja. Ini tentu nberhubungtan pemilihan bus yg dilakukan olehorang yg kurang ahli dalamnya. Memang beberapa armada telah dilakukan peremajaan , tapi kalau peremajaan dilakukan pada komponen yg tidak tepat akr permasalahan tidak akan tersentu.

10 milyar memang kelihatan banayak, tapi dengan jabaran diatasdampaknya bisa massive.Bertahun tahunAPBN digelontorkan tapi banyak hal yg masih ghini ghini aja. Jakarta masih nlebih kejam dari ibu tiri. Scania memang diatas kertas kelihatan merupakan solusi ,…tapi kan harganya 2 kali lipat. Bayangkan datangkan 30 armada saja kelebihannya sudah 90 M (lagian saya belum pernah mencobanya). Tapi kalu hanya untuk ruas tertentu tidak akan mengcover keseluruhan rute , sehingga akar permasalahan alias titik lemah tidak terkoreksi. Disin I letak kunci penyelesaian persoalan di TJ , bagaimana menyelesaikan secara menyeluruh.

Di kompasiana saya pernah meramalkan bus TJ akan terbakar lagi www.spdi.eu/bus-trans-jakarta-akan-terbakar-lagi-part

Tulisan yg kemudian saya hapus karena suatu hal.

Mungkin alas an inilah yang membuat Negara dibuat stagnan. Karena untuk keputusan yg nilainya massive ini gaji seorang pemikir kalau melewati suatu jalur standar tidak akan menguntungkan. Sebagai contoh kasus Udar Pristono dan suatu lembaga bpenelitian di Indonesia. Mungkin mereka berfikir kalau nanti Indonesia dibikin maju ,merka nda akan dapat apa apa. Diatas kertas konsultasi mengenai pengadaan bus ini sangat krusial, kalau hasilnya optimal maka akan tercipta masyarakat seperti yang dijabarkan diatas.Tapi mungkin hasil buah pikiran mereka tidak mendapatkan rewarde seperti jumlah uang dan kondisi yg diselamatkan, maka terjadilah permainan. Yng menjadi persoalan bus yg pilih cacat sehingga jika dibiarkan akan akan menjadi nbangkai…

Di republic ini itu suatu contoh bahwa transaksi terang banyak sisi gelapnya yg pada akhirnya merugikan rakyat dan Negara. Jadi wajar kalau saya meminta 10 M untuk menyelesaikan polemik trans Jakarta. Apakah ini lewat transaksi gelap?Tidak juga ..bukankah media merupakan bukti resmi alias legal. Jaman sekarang tweet media bisa merupakan alat bukti resmi alias terang. Jadi nlewat siapa saya meminta …terhadap gubernur…no no tertunya terhadap rakyat Indonesia karena yg dipertaruhkan adalah masa depan rakyat dan tentunya saya sendiri…. Jadi sekian dulu pemikiran saya …se

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline