Berlenggang sambil tersenyum
dengan tangan yang mengepal virus
ditatapnya isi dunia
hanya sekadar bertanya
dalam hati: siapakah yang berani?
Diliriknya mayat-mayat yang bergelimpangan
sambil melemparkan masker
terguncang juga nuraninya
namun, takdir sudah mendengkur
dalam selimut kabut yang bertengger
Sementara kesunyian yang makin dalam