Lihat ke Halaman Asli

Dominikus DjagoDjoa

Terus berkarya untuk Indonesia

Tantangan Profesi Pendidik Indonesia pada Abad 21

Diperbarui: 22 November 2020   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini Indonesia telah mengembangkan kurikulum nasional untuk dapat memastikan siswa mampu bersaing secara kemampuan di abad ke-21. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan warga negara yang memiliki tanggung jawab sosial yang beriman, produktif, beraktifitas positif, dan mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan peradaban dunia  (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2013). 

Visi ini akan dicapai dengan mengembangkan berbagai kompetisi di bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan, dan secara implisit kurikulum 2013 mengakui akan kebutuhan Pendidikan nilai, terutama pemahaman etika, sebagai bagian integral dari Pendidikan abad ke-21.

Kita ketahui bersama bahwa di abad ke-21, merupakan abad perkembangan teknologi dan informasi atau era revolusi industry 4.0. Beberapa industry yang sudah mulai menerapkan 4.0 antara lain : manufacture, agriculture, Healthcare, energy dan utility, building/office, smart city dan lain-lain. 

Beberapa perusahan telekomunikasi telah menyediakan Platform (IoT), dimana algoritma yang dibentuk dalam aktivitas industri-industri tersebut diletakan di platform IoT. 

Lalu bagaimana dengan bidang pendidikan. IoT dalam dunia Pendidikan digunakan untuk : pembelajaran interaktif, monitoring (orang tua dan guru dapat mengontrol siswa saat berada di sekolah) dan meningkatkan efisiensi (presensi menggunakan sensor)

Hal ini lah menjadi tantangan terberat pendidik di abad ke-21. Seorang pendidik tentunya akan berhadapan dengan peserta didik. Peserta ddik yang dihadapi seorang pendidik di abad 21 adalah generasi milenial dan generasi Z yang tentunya tidak asing dengan dunia digital. Peserta didik saat ini juga sudah terbiasa dengan arus informasi dan teknologi industry 4.0, artinya produk sekolah yang dihasilkan harus mampu menjawab tantangan industry 4.0.

Oleh karena itu seorang pendidik harus mengupgrade kompetensi dan skill untuk menjadikan profesinya sebagai seorang pendidik yang full professional dalam menghadapi era revolusi industry 4.0. Kompetensi yang yang bersifat holistik (knowledge, value, skill, attitude) harus dimiliki oleh seorang pendidik. 

Perbanyak literasi dan STEAM education (literasi Science, literasi Teknologi, literasi Engineering, literasi Artistik, literasi Matematika). Tantangan seorang pendidik terutama akan paradigma guru dan siswa sehingga harus bisa mengintegrasikan kurikulum, waktu dan manajemen. Pendidik harus bisa melihat peluang untuk terus melakukan inovasi pembelajaran dan penelitian yang berkelanjutan. 

Pendidik di abad ke21 merupakan pelaku utama terjadinya perubahan di masyarakat, pendidik harus menciptakan kader-kader generasi penerus di masa yang akan datang yang akan mewarnai peradaban manusia.

"Teaching is not only about delivering knowledge, but also about touching your student hearts, stimulating their thinking, and empowering their action" (Dr. Yuli Rahmawati)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline