Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan mengunakan bus dari Denizli, akhirnya sore itu saya sampai juga di Selcuk. Perjalanan dari Denizli menuju Selcuk cukup lancar, sekali berhenti dalam perjalanan dan polisi mengecek kelengkapan identitas secara random di dalam bus waktu itu. Turki mempunyai transportasi publik yang cukup bagus. Bus-bus di Turki cukup nyaman, apalagi kalau kita memilih yang tempat duduknya 2-1, di dalam bus dilengkapi dengan TV satu-satu seperti pesawat yang sayangnya hanya mengunakan bahasa Turki. Selama dalam perjalanan biasanya akan diberi snack dan minuman, baik air minum, jus, ataupun kopi dan teh, sedangkan sore itu saya dikasih satu cup es krim.
Selcuk adalah sebuah kota kecil di Provinsi Izmir, Turki. yang merupakan tempat terdekat dari Ephesus. Ephesus adalah kota Yunani kuno yang mempunyai banyak sekali peninggalan sejarah dunia. Kota ini merupakan kota terbesar kedua pada masa kejayaan Romawi setelah Kota Roma di Italia. Kota ini sebagian hancur akibat gempa bumi pada tahun 641 M dan hingga sampai saat ini pun masih dilakukan pengalian situs-situs yang masih terpendam. Konon dulu Cleopatra dan Mark Anthony pernah berkunjung ke tempat ini.
Cukup lama saya hanya duduk terdiam di dekat terminal bus, melihat barisan pohon jeruk yang ditanam dipinggir jalan, serta mekar merah bunga mawar yang menghiasi cantik kota Selcuk pada bulan Mei. Penduduk di Provinsi Izmir terkenal dengan paras yang rupawan karena dulunya mereka merupakan bagian dari Yunani jadi banyak orang-orang berambut jagung yang parasnya menawan di tempat ini. Kemudian saya putuskan untuk mencari penginapan yang juga tidak begitu jauh dari terminal bus itu. Banyak penginapan di tempat ini termasuk rumah-rumah penduduk yang beralih fungsi menjadi guest house untuk para turis asing seperti di Yogyakarta.
Saya seperti orang senewen ketika melihat matahari masih terang-benderang jam setengah sembilan malam. Adzan mahgrib baru terdengar setelah hampir pukul sembilan malam karena waktu itu bulan Mei. Setelah keliling-keliling daerah sekitar penginapan kemudian saya putuskan untuk langsung tidur karena badan saya sangat capek setelah perjalanan panjang dari Istanbul ke Cappadocia, Pamukale kemudian ke Selcuk ini dengan mengunakan bus.
Keesokan harinya saya mengunjungi sebuah tempat yang dipercaya sebagai rumah terakhir bunda Maria (The house of virgin Marry). Untuk menuju tempat ini tidak ada kendaraan umum yang pergi ke sana. Biasanya turis asing pergi bersama bus rombongan atau taksi. Dari sekian banyak taksi yang saya tawar, akhirnya nyerah juga saya dapat taksi dengan harga 60 TL pergi-pulang. Si sopirnya mau nungguin tapi jangan lama-lama katanya. Setelah sesuai kesepakatan, akhirnya kami berangkat. Berjarak kurang lebih 7 kilometer di perbukitan yang jalannya berkelok-kelok dengan pemandangan yang cukup bagus.
Ada yang percaya dan ada yang tidak kalau tempat ini adalah rumah terakhir Bunda Maria. Ada yang percaya kalau makam Bunda Maria adalah di Jerusalem dan ada juga yang percaya kalau tempat ini adalah tempat terakhir Bunda Maria karena setelah kematian Yesus, Yohanes telah membawa Bunda Maria ke Ephesus karena keadaan Yerusalem yang tidak aman pada saat itu. Di Ephesus juga terdapat gereja-gereja yang dibangun Yohanes.
Sejarah mengenai ditemukannya tempat ini adalah karena seorang biarawati dari Jermah Suster Anne Catherine Emmerich (1774-1824) yang jatuh sakit dan hanya berbaring di tempat tidur. Dalam penglihatannya, Suster Anne mampu mengambarkan secara jelas detail tempat ini dan berita itu didengar oleh Vatikan kemudian dilakukan pencarian dan akhirnya ditemukan tempat ini.
Rumah batu yang kecil itu dipercaya sebagai rumah yang di bangun Yohanes sebagai tempat tinggal terakhir Bunda Maria. Tempat ini sangat sejuk ditumbuhi pohon-pohon zaitun dan pohon-pohon lain yang sangat rindang. Di halaman depan terdapat tembok panjang yang biasa digunakan orang-orang untuk menggantung surat-surat untuk Bunda Maria. Surat itu biasanya berupa harapan dan doa yang digulung-gulung kemudian digantungkan di situ. Di sebelahnya lagi ada mata air, kemudian di samping rumah ada tempat-tempat lilin.
Pengunjung biasanya cukup banyak yang datang ke tempat ini pada saat musim liburan, tapi waktu itu untung tidak begitu ramai jadi saya tidak harus ngantri panjang untuk masuk ke rumah yang dipercaya sebagai rumah terakhir Bunda Maria ini.
Tidak hanya dalam ajaran agama Kristen, Maria atau Maryam yang telah melahirkan Isa Almasih (Yesus) juga merupakan sosok yang sangat diagungkan dalam ajaran agama Islam. Bahkan dalam Islam Maryam adalah satu-satunya nama perempuan yang namanya diabadikan menjadi salah satu surat dalam Alquran. Tapi kembali lagi soal percaya atau tidak kalau ini adalah tempat tinggal terakhir Bunda Maria tergantung masing-masing.
Semua foto koleksi pribadi penulis, mohon meminta izin jika Anda ingin mengunakannya.