Lihat ke Halaman Asli

Djiwenk

Tersesat di gurun

My Trip to KSA

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13368687901014233804

[caption id="attachment_187864" align="aligncenter" width="465" caption="KSA, djiwenk dok. pribadi"][/caption] Haripun sudah sore ketika kami memulai perjalanan kami waktu itu, suasananya masih terasa sedikit dingin karena waktu itu di penghujung musim dingin, rombongan kami meninggalkan Manama kurang lebih pukul 5 sore, didalam bus kami terdiri dari orang-orang dari Bahraini, Pakistani, India, Bangladesh dan hanya saya dan seorang rekan saya saja yang berwarga negara Indonesia. Mahgrib pun tiba dan kami pun saat itu juga tiba di Perbatasan Saudi Arabia - Bahrain. Kami melaksanakan salat mahgrib berjamaah di padang rumput sambil menunggu kemacetan yang luar biasa sampai berjam-jam saat itu diperbatasan untuk pemeriksaan dokumen. Yahh.. waktu itu adalah saat pertama pembukaan musim umroh setelah ditutup untuk musim haji tahunan jadi ramai sekali orang yang menuju Saudi Arabia, selain itu beberapa rombongan bus juga ada yang Menuju syiria dan Iraq yang waktu itu juga ada peringatan penting untuk muslim syiah di Karbala, jadi banyak sekali orang Bahrain yang mengunjungi Iraq waktu itu, dan untuk perjalanan darat mereka harus melalui Saudi Arabia juga. [caption id="attachment_187865" align="aligncenter" width="300" caption="di King Fahad Imigration. dok. pribadi"]

1336868958972776939

[/caption] Selanjutnya Kami mendapatkan giliran pemeriksaan setelah berjam-jam menunggu. Pemeriksaan pertama adalah dokumen-dokumen kami, selanjutnya mobil dan barang-barang kami yang di periksa di pemeriksaan selanjutnya yang hanya berjarak beberapa meter dari pemeriksaan dokumen itu, bahkan untuk orang-orang yang berkewarganegaraan Pakistan, khususnya laki-laki dewasa ada pemeriksaan khusus lainnya. Ouhhh rasanya Melelahkan sekali Menunggu... Pemeriksaan itu baru selesai kurang lebih pukul 3 pagi dini hari setelah sedari mahgrib kami menunggu disitu. Kemudian dalam kegelapan malam mobil bus yang kami tumpangi menembus kedinginan padang pasir negri terluas di Arab itu. Mobil kami baru akan berhenti pada pemberhentian untuk makan dan juga shalat yang kadang harus kami jama' dan qasar juga. Banyak sekali kenangan-kenangan yang selalu teringat di pemberhentian-pemberhentian bus selama perjalanan di Saudi. Pemandu kami yang orang arab menjelaskan nama tempat-tempat dan bagaimana cerita-ceritanya dalam bahasa Arab dan Inggris. [caption id="attachment_187868" align="aligncenter" width="300" caption="pegunungan di saudi dok. pribadi"]

13368694381279439079

[/caption] [caption id="attachment_187870" align="aligncenter" width="300" caption="dok. pribadi"]

13368696772048165978

[/caption]

Hamparan padang pasir, gurun dan gunung-gunung berbatu cadas yang bisa saya lihat selama perjalanan kami disepanjang jalan. gurun itu hanya dipagar dengan kawat-kawat besi sepanjang jalan. Sesekali kami juga melihat gerombolan unta  dari yang putih, hitam dan coklat bisa kami lihat. Ketika perjalanan menuju Madinah dari Mekah kami juga melihat segerombolan monyet-monyet gurun yang saya lupa nama daerahnya. Ini adalah perjalanan darat saya terlama setelah beberapa tahun tidak pernah melakukannya. Bahrain Saudi memang hanya bersebelahan saja, dalam hitungan menit mungkin kita sudah bisa sampai Saudi dari Bahrain. tapi itu untuk daerah pinggirian seperti Khobar atau Dammam yang dekat dengan Bahrain tidak untuk kota-kota yang jauh seperti Mekkah, Jedah ataupun Madinah. Bahrain Mekkah hampir seperti Sumatra- Jawa timur menurut saya. yang membedakan adalah jalanannya mulus seperti jalan tol semua. Meskipun sama-sama negri arab dan hanyalah bersebelahan saja. Ada hal-hal yang sangat berbeda sekali antara Bahrain dan Saudi menurut saya. Dari peraturan mengenai perempuan, pengunaan bahasa inggris, macam makanan, pakaian orang-orangnya, pergaulan dan lain-lain sangat berbeda menurut saya. Kurang lebih pukul 10 malam akhirnya kamipun dapat melihat bangunan yang menjulang paling tinggi diantara gedung-gedung disekitarnya, gemerlap dengan cahaya-cahaya yang sangat indah menghiasinya. yah itulah Zam-zam tower yang saat ini menjadi salah satu simbol kota Mekah. Bus yang kami tumpangi merambat dikemacetan kota Mekah karena waktu itu adalah akhir pekan di Saudi Arabia. Sampai juga kami di hotel di jalan Ibrahim Al Khalil Mekah malam itu. [caption id="attachment_187877" align="aligncenter" width="300" caption="Zam-zam tower dimalam hari dok.djiwenk"]

13368717361365282712

[/caption]

Dipelataran Masjidil Harram sepertinya tubuhku sudah mengigil, semua bercampur aduk dipikiranku waktu itu tak bisa kujelaskan apa yang aku rasakan. tubuhku seperti membatu ketika melihat benda hitam yang dikelilingi orang-rang itu... Ouhhh sampai juga aku dirumahmu Ya robb... Setelah beberapa hari di Mekah kemudian Kami melanjutkan perjalanan ke Madinah. perjalanan itu seharusnya kami perkirakan hanya 6 jam kurang lebih. akan tetapi karena berhenti sana-sini kami sampai 8 jam diperjalanan Mekah-madinah itu. Payung-payung Masjid Nabawi sudah mulai ditutup waktu itu.  saya kira kalau itu adalah menara-menara masjid ketika pertama kali saya Melihatnya. Madinah lebih dingin waktu itu dibandingkan Mekah. suhunnya mungkin dibawah 15 derajat saat itu. dengan bunga-bunga petunia yang cantik menghiasi bangunan-bangunan bergaya Arab menambah indah suasana waktu itu. Kota itu damai sekali menurut saya, banyak sekali masjid-masjid kecil yang syarat akan sejarah-sejarah islam diMadinah di sekitar Masjid Nabawi juga.  Saya bertemu dengan beberapa teman-teman Indonesia di Madinah juga, umumnya mereka adalah pekerja-pekerja Indonesia yang saat ini bekerja di Madinah. dan malam itu saya dan kawan saya diajak berkunjung ke Majelis mereka, malam itu mereka belajar bahasa arab yang menurut saya susah sekali... Mungkin semangat untuk belajar itu juga selalu mengalir bagi para penduduk yang tinggal di Madinah pikir saya... tak tau kenapa saya selalu rindu dengan kota itu. Sempat mencicipi beberapa makanan Indonesia dan berkunjung ke toko Indonesia yang ada di Madinah juga. dan di Madinah lebih murah makanan Indonesianya. [caption id="attachment_187878" align="aligncenter" width="465" caption="teluk persia, di jembatan penyebrangan Saudi-Bahrain. djiwenk"]

13368721721438704362

[/caption] Akhirnya waktu berpisahpun tiba, sore itu rombongan kami harus meninggalkan Madinah menuju Bahrain. kembali melintasi gurun-gurun, gemerlap kota riyadh ditengah malam dan ketika berhenti untuk shalat subuh di suatu daerah sebelum Dammam yang saya lupa namanya angin kencang dan dinginnya setengah mati. kurang lebih pukul 10 pagi kami sudah sampai kembali di Bahrain dengan sejuta kenangan dalam perjalanan yang tidak akan saya lupa. [caption id="attachment_187871" align="aligncenter" width="463" caption="Masjid Nabawi dok. djiwenk"]

13368698691318302873

[/caption]

[caption id="attachment_187872" align="aligncenter" width="463" caption="Mina dok. djiwenk"]

1336870112334814437

[/caption]

[caption id="attachment_187873" align="aligncenter" width="463" caption="salah satu pom bensin di saudi dok.djiwenk"]

1336870291761620485

[/caption]

[caption id="attachment_187875" align="aligncenter" width="463" caption="Masjid Nabawi dimalam hari dok. djiwenk"]

13368708221240340503

[/caption]

[caption id="attachment_187876" align="aligncenter" width="429" caption="Zam-zam tower dok.djiwenk"]

13368709981926217142

[/caption]

wahh saya menulis ini setelah melihat tulisan mbak enno yang baru Umroh.. kangen... semua gambar dok. pribadi.. mau di upload lagi internetnya rada lemot ini hehehhe




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline