Lihat ke Halaman Asli

Home Sweet Home

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah.
Hari ini saya akan cerita tentang rumah saya. Blok K nomor 1. Rumah tempat berteduh saya dan keluarga. Rumah yang sering saya tinggal. Rumah yang selalu saya rindukan.

Ok, perkenalkanlah Home.. rumah kecil bercat abu-abu dengan pagar warna hitam, diteduhi pohon mangga kecil di Blok K no 1. Home sudah 8 tahun menjadi pelindung bagi saya dan keluarga.

Dulu,,ceritanya bermula saat saya ada di kelas 1 SMA...saya nggak mau pindah dari rumah saya yang lama, ke Home. Alasannya cuma satu, jauhnya minta ampun. Kamu tau, untuk bisa sapai ke rumah saya, dulu harus melewati jalan yang masih berlubang, kalau malam tidak ada penerangan, banyak cerita seram, dan yang pasti tidak ada angkutan menuju Home. Home adalah rumah mewah alias rumah mepet sawah.

Saya pernah bertengkar hebat dengan bapak saya masalah pindah rumah ini. Saya bersikeras tidak mau meninggalkan rumah saya yang lama. Saya tidak mau ikut pindah ke Home. Dan akhirnya, keputusan terbaik saat itu, saya tidak ikut pindah ke Home. Saya memilih tinggal bersama Bude saya.

Ibuk saya pintar, punya akal untuk selalu memuat saya harus pulang ke Home saat itu, tidak ada uang jajan mingguan kalau tidak di ambil sendiri ke Home. Mau tak mau, setiap sabtu saya bertandang ke Home.

Suatu hari, seorang tetangga baru saya berkata: "Mbak, kalau punya rumah baru kan enak, punya tetangga baru, punya keluarga baru." Katanya sambil menggedong bayi yang luchu, dan entah, dengan sihir apa, si bayi menghipnotis saya. Saya tergoda untuk menyempatkan pulang ke Home setiap sabtu malam hingga minggu pagi..sekedar untuk melihat si bayi yang menggemaskan dan juga tentunya mengambil uang jajan mingguan saya.

Hampir satu tahun enam bulan lamanya saya tinggal terpisah dari keluarga saya, ,mempertahankan ego saya. Tapi akhirnya, ego anak muda luluh juga, saya tidak bisa jauh dari keluarga saya lama-lama. Mulai kelas 3 SMA saya resmi menempati Home.

*****

Home adalah rumah tipe 36. Ada 3 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Home saat ini dihuni oleh 4 orang saja, Bapak, Ibuk, Dek Na, Dedek. Home akan sepi setelah pukul 07.00 pagi dan kembali terisi pada pukul 16.00 sore. Bapak Ibuk saya kerja, Adek-adek saya sibuk sekolah dan aktivitasnya.

Saya mulai dari depan, saya akan ceritakan spot teryahuud menurut saya di HOme.

*Teras.
Teras Home lebih besar dari ruang tamu. Di teras Home inilah segala daya kreatif tercipta. Teras Home sudah seperti bengkel untuk keluarga saya. Di teras inilah, saya sering menerima tamu teman-teman saya, Bapak saya sering mengutak-atik sepedanya, Adek lelaki saya berlatih gitar bersama temannya, Ibuk saya menyusun tanaman di sebelahnya ada juga Adek perempuan saya yang bertugas menyapu setiap harinya. Kalau sore, Teras Home bagaikan ruangan TK, banyak anak-anak kecil tetangga saya bermain bola atau bahkan sekedar bernyanyi bersama disana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline