Lihat ke Halaman Asli

Djibran Khairy

Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga

Mengenal Teori Konflik Lewis A. Coser

Diperbarui: 4 Desember 2023   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suporter Tribun Utara

Saya adalah penggemar olahraga sepakbola dan sering menonton langsung di stadion mendukung tim kebanggaan saya. Di tempat tinggal saya berdiri sebuah klub sepakbola bernama Persiba Bantul yang bermain di liga 3 Indonesia. Klub tersebut sudah berdiri sejak 1967 dan berkandang di Stadion Sultan Agung (SSA). Sebuah klub sepakbola tentunya memiliki sebuah suporter, begitu juga Persiba Bantul. Awalnya suporter Persiba hanya memiliki 1 suporter bernama Paserbumi (PB) yang berdiri tahun 2004. Namun suporter tersebut pada tahun 2012  pecah dan mendeklarasikan dengan nama Curva Nord Famiglia (CNF). Keduanya memisahkan diri tetapi mendukung tim yang sama. Saya sendiri bergabung dengan CNF yang sesuai dengan namanya ketika di stadion berada di tribun utara sedangkan PB berada di tribun timur. Tidak dapat dipungkiri rivalitas antar kedua suporter sering terjadi. Ketika tim sedang berlaga, keduanya saling beradu Chant, tidak jarang juga kedua suporter tersebut terjadi keributan diluar pertandingan.

Namun seiring waktu berjalan, kedua suporter tersebut sekarang sudah saling dewasa. Gojekan atau saling ejek ketika di stadion sudah biasa terjadi. Namun keduanya tetap saling respect ketika laga sudah usai, rivalitas terjadi hanya 90 menit saja ketika di selebihnya kawan. Saya menyikapi peristiwa tersebut sebagai hal yang positif, karena dengan adanya kedua suporter tersebut laga pertandingan menjadi lebih menarik. Kedua suporter tersebut saling beradu chant dan kreatifitasnya masing-masing untuk mendukung Persiba Bantul dan itu memberikan warna tersendiri dalam sebuah pertandingan sepakbola. Hal ini sesuai dengan teori konflik dari Lewis A Coser mengenai konflik realistis.

Saya mengenal Teori Konflik Lewis A. Coser ini dari bukunya yang berjudul The Function Of Social Conflict. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa menurut Coser, konflik itu memiliki fungsi-fungsi. Namun, saya hanya memahami 2 fungsi saja. Fungsi yang pertama yaitu mengeratkan solidaritas kelompok yang sedang renggang hubunngannya. Lalu fungsi yang kedua yaitu memperkuat solidaritas didalam kelompok masing-masing. Coser mengatakan bahwa "tidak selamanya konflik berkonotasi negatif." Sebaliknya, konflik memberikan fungsi positif dalam sosial masyarakat untuk menyatukan kembali kelompok-kelompok yang sedang mengalami konflik sosial. Karena dengan adanya konflik, berarti masing masing individu atau kelompok di dalam komunitas itu berjuang untuk membangun dialog dalam rangka mempertahankan integritas dengan kelompok lain yang berasal dari budaya yang berbeda dengan dirinya.

Menurut pandangan saya, teori konflik menurut Lewis A. Coser merupakan teori yang dimana konflik antar kelompok yang terjadi di masyarakat adalah sarana untuk meningkatkan solidaritas internal kelompok yang sedang mengalami konflik. Konflik yang terjadi tersebut tidak membuat mereka mengalami perpecahan, tetapi justru menjadi penguat rasa solidaritas. Seperti yang terjadi di atas, ketika kedua supoter ketika berkonflik maka efeknya adalah ke Tim Persiba, sehingga mereka membuang rivalitasnya untuk bersatu mendukung timnya agar tetap bisa berlaga.

Lewis A. Coser merupakan salah satu tokoh Sosiologi Modern yang lahir di Berlin pada 27 November 1913 dan wafat pada tanggal 8 juli 2003. Lewis A Coser dilahirkan dalam sebuah keluarga yahudi. Ayahnya adalah seorang industrialis yahudi yang sukses. Saat remaja, Coser sudah aktif dalam gerakan sosialis, bergabung dalam kelompok gerakan radikal, termasuk organisasi Trotskyis yang disebut "The Spark". Pada tahun 1942, Coser menikah dengan wanita bernama Rose Laub yang kemudian dikaruniai 2 anak bernama Ellen dan Steven. Pada tahun 1975, ia menjabat sebagai presiden dari Asosiasi Sosiologi Amerika (ASA). Salah satu karyanya adalah The Function Of Social Conflict tahun 1956. Dalam buku tersebut, Coser menjelaskan mengenai Teori konflik yang berpusat pada fungsi-fungsinya.

Referensi:

The Function Of Social Conflict (Lewis A. Coser:1956)

https://id.wikipedia.org/wiki/Persiba_Bantul

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline