Lihat ke Halaman Asli

djeng sri

penuliscerita dan freelancer menulis

[HUT RTC] Cinta dalam Sebatang Rokok

Diperbarui: 3 Maret 2016   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="copyright by bowobagus'p"][/caption]/terinspirasi puisi/Kahlil Gibran: 

Sore itu, ia hanya duduk-duduk, diam, dan menyelami hari-hari yang telah banyak berlalu. Tak banyak yang terungkap lewat mimik wajahnya yang imut. Satu hal yang mampu kutangkap lewat gerakan tubuhnya hanya sebuah kata: gelisah! Sebab berkali-kali batang-batang rokok filter dibakarnya dengan cepat lalu dihisap dalam-dalam, seakan-akan takkan ada kesempatan lagi untuk menikmati hal itu.

“Mau nambah kopinya?”

“Kkk... kopi?”

“Iya, kulihat cangkirmu sudah kosong...”

“Hemhh.. maaf, jam berapakah sekarang?”

“Jam delapan lebih duabelas menit. Kenapa? Kamu harus pergi?”

“Ha... ha... ha... ha...” tiba-tiba terdengar tawa keras dari seorang pengunjung, di meja sebelah, aku tersentak, menoleh sebentar, dan saat aku kembali ke posisi semula, sebatang rokok sudah terjepit manis diantara bibir bawah dan atasnya.

“Uhuk huk huk”

“Kamu mirip kereta api ya?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline