Lihat ke Halaman Asli

djeng sri

penuliscerita dan freelancer menulis

Bolehkah Aku Menembaknya Bu?

Diperbarui: 4 Desember 2015   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="copyright by bowobagus'p"]

[/caption]Judul: Bolehkah aku menembaknya bu? 

Waktu hujan turun... rintik perlahan... awanpun menepi, alam mencekam..... Kutimang si buyung, belaian sayang...” * 

Bu, bolehkah aku membunuhnya?

Hemmh, M menarik nafas dalam-dalam. Sungguh di luar dugaan isinya, sebuah buku kumal yang sejak lama ingin ia baca. Di penghujung kafe kecil masih mengalun pelan, lagu Belaian sayang yang dinyanyikan ulang oleh tante Uthe.

Ya, hujan memang turun sejak pertama aku membuka lembar demi lembar buku ini,”

Apakah itu tandanya?”

Mungkin...”

Dua diri satu raga saling berbicara dengan sungkan dan resah, seperti lolongan orang gila. M menarik diri, menghempaskan tubuhnya ke kursi malas lalu mencecap sedikit kopi pahit Robusta Java, ah dunia....

Bu, bolehkah aku menembaknya?

Duh, kalimat itu lagi, M bergumam sedih. Di hadapannya nampak rongsokkan kendaraan yang berhasil merenggut jiwa dua insan dunia, dua bola matanya berair. Terbentang bayang-indah senyum mereka saat menawarkan racikan sederhana pengisi kosong perut semata. Aku, aku, aku tak bermaksud untuk tidak turun mengambil pengalih kejadian untuk mereka duhai sang Kuasa, imbuhnya sedih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline