Lihat ke Halaman Asli

djeng sri

penuliscerita dan freelancer menulis

Malam Ini Aku Milikmu

Diperbarui: 29 Oktober 2015   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="copyright by bowobagus'p"][/caption]

Judul: Aku milikmu, malam ini

 

Masih jelas dalam ingatan...

Ssshh.... Satu cecapan indah yang lahir waktu itu, ketika badai menjelang usai dan lema-lema tanpa makna berhamburan dari udara lalu masuk ke dalam batin. Lalu bundar jam dinding putih berbalut coklat kental berdansa penuh pesona, memaksa si raja waktu untuk sejenak diam tak melaju. Dan sembilanbelas batang keheningan menerangi gelapnya malam tanpa bintang di penghujung tahun yang hendak berlalu.

Aku milikmu, sungguh milikmu...

Indera pengecap seakan diberi mandat untuk mengucap itu, itu, kemudian diulang-ulang tanpa batas waktu. Sebelas lebihnya dari tengah waktu tak dapat menghentikan ucapan mantra-mantra itu, itu, lalu secangkir kopi dihidangkan di atas meja di depan dua telapak tangan yang terbuka yang tak kuasa hentikan ucapan-ucapan kata dan lema,

Aku mau semalam denganmu, semalam denganmu...

Ahhh bermain hitung bintang, diatas hamparan pasir yang luas, lalu tertidur di dalam pelukan malam yang pekat, yang tak rela serahkan tahtanya kepada pagi. Dan cecapan-cecapan itu lagi, seakan elegi dari negeri dongeng-negeri mimpi datang menabur harapan diatas raga yang hampir kalah atas mimpi-mimpi.

Masih jelas dalam ingatan, masih jelas dalam ingatan...

Satu frasa indah yang lahir waktu itu, ketika badai menjelang usai dan lema-lema tanpa makna masuk ke dalam batin. Bundar gerak tariannya meliuk indah tanpa malu tanpa keinginan untuk sirna,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline