Lihat ke Halaman Asli

Sajadah Lusuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan apa ku ukur rasa bimbang ini

Setelah tak ada lagi bayang-bayang

Yang pahatkan harapan kehidupan,

Dengan apa ku simpan kata risau ini

Manakala mimpi mu dan mimpiku tak lagi sama...

Menyeruak bersama perbedaan yang kian menganga,

Langkah panjangmu seolah menegasikan langkahku yang hanya seok..

Hanya di atas sajadah lusuh ini,

Ku belajar kembali memahat harapan...

Ku tanam kembali rasa percaya

Yang dulu pernah tercerai bersama hempasan sang waktu...

Serta pijakan kaki berdebu..

Hanya di atas sajada lusuh ini,

Ku urai kembali makna hadirmu

Sebagai napak tilas pembelajaran

Akan sinar kasih tuhan,

Bahwa dengan jatuh kita belajar merangkak...

Bahwa dengan menangis kita belajar tertawa...

Dan dengan terhempas kita belajar untuk bangkit...

Bersama sajadah lusuh ini,

Ingin ku bagi seribu cerita kepada-Nya

Yang tak pernah mengenal berpaling, meski sering ditinggalkan

Yang kasih-Nya seluas jagat raya

Dan maaf-Nya sedalam samudera,

Meski diri ini sering berpaling...

Maka di atas sajadah lusuh ini,

Aku mengetuk pintu-Mu kembali...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline