Lihat ke Halaman Asli

Bekal Memimpin DKI

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebentar lagi Jakarta akan memilih pemimpin baru untuk memimpin Ibukota. Kata orang pemilukada namanya. Di antara beberapa calon DKI-1 di antaranya sudah di ketahui latarBelakangnya sehingga masyarakat mengetahui kualitas, kredibilitas dan integritasnya baik itu positif ataupun negatif. Memang, masing-masing tokoh sebagian belum terlalu di kenal atau populer bagi masyarakat Jakarta. Di sini memang peran media diperlukan untuk memberikan informasi atau profil setiap para calon Gubernur agar masyarakat lebih mengetahui siapa calon pemimpinya. Tetapi yang ingin kita kemukakan bukanlah profil Siapa calon kandidat Gubernur, atau kapan pelaksanaan pemilukada dan bagaimana teknis pelaksanaan pemilukada itu. Kita lebih semangat menyoroti keharusan ‘bekal’ calon Gubernur yang akan mencalonkan diri.

Sebenarnya siapa saja boleh memimpin Jakarta selama dia mempunyai Kualitas, Kredibilitas, Integritas, dan tidak kalah pentingnya ia harus mempunyai pengetahuan tentang Jakarta termasuk permasalahan dan seluk-beluk Jakarta. Ada istilah “tak kenal maka tak sayang”, siapa yang tidak kenal atau tidak mengetahui sebenar-benarnya Jakarta itu seperti apa. Maka, kita bisa menduga, apa iya mereka bisa memimpin Jakarta, sedangkan mereka saja tidak mengenal Jakarta dengan pasti. Karena tak kenal maka meraka akan pupus, alias tidak bisa menyelesaikan problematik (permasalahan) yang ada di Ibukota.

Namun, kita masih meragukan apa para calon Gubernur ini benar-benar mengenal keadaan Jakarta yang sebenarnya. Atau hanya mengenal Jakarta melalui informasi dari berbagai media atau dari bawahannya, kalau memang ini benar. Maka alangkah baiknya tidak seharusnya para calon Gubernur itu mencalonkan diri. Sebab Jakarta tidak akan berkembang jika para calon pemimpinya tidak tahu apa-apa tentang Jakarta, baik itu ketidaktahuan problematiknya ataupun perkembangannya.

Akan tetapi kita tidak meragukan kualitas (keilmuan) masing-masing setiap bakal calon Gubernur DKI. Kualitas yang dimaksud disini bukan kualitas (bidang keilmuan), tapi kualitas daya tanggap dan nalar. Menurut saya daya tanggap dan nalar sangat amat penting. Karena dalam hal ini merupakan lahirnya ketanggapan dan mengerti (paham) akan membuat kebijakan. Mempunyai daya tanggap tinggi ini sangat mempengaruhi setiap program-program yang akan dilaksanakan, paling tidak hal ini berguna untuk menghindari kesalahan.

Maka seharusnya program-program yang dibuat bisa mendekati perasaan empati dan simpati kepada masyarakat, apalagi dalam mencari win-win solutions setiap ada berbagai permasalahan situasi dan keadaan, sehingga para pemimpin yang terpilih bisa melakukan perbuatan-perbuatan yang nyata dan tepat dalam menyelesaikan permasalahan Ibukota dan bertindak sebelum atau ada permasalahan.

Demikian kedua bekal dari bekal-bekal lainnya yang harus di miliki seorang calon Gubernur terpilih nantinya. Kedua modal tersebut mengenal Jakarta dengan baik dan daya tanggap / nalar, harus ada pada setiap calon orang No 1 di Jakarta. Sebab bagaimana mungkin kalau tidak ada modal tersebut calon pemimpin bisa menjalakan tugasnya dengan baik dan benar. Harapan menjadi kenyataan itulah yang menjadi kemauan masyarakat Jakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline