Lihat ke Halaman Asli

Tidurlah Tidur...

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam, memang waktunya bagi manusia untuk tidur. Paling ngga, manusia dengan berbagai macam teorinya menganggap kalau malam adalah saat yang paling tepat untuk beristirahat. Ga perlu teori dan bukti ilmiah, saya juga menganggap dan merasa kalau tidur itu memang lebih baik dilakukan malam hari. Sepele aja... sepi dan gelap.

Karena gelap, beraktivitas di malam hari jadi rada aneh... Kecuali kerjaannya memang shift malam seperti satpam, polisi (woi, jaga pak! patroli!), suster dan perawat, tukang angkut sampah. Maling dan rampok biasanya juga beraktivitas malam hari... makanya, joging saat malam bisa jadi mencurigakan. Dugem juga malam, tapi wasting time wasting money.

Ada juga beberapa pedagang yang memang jualan malam, sebut aja pedagang terang bulan (bukan nama samaran). Pernahkah anda bertanya kenapa disebut terang bulan dan dijual saat malam? Karena kalau siang bulan belum nongol, dan sejauh ini saya belum pernah lihat ada pedagang terang bulan jualan siang bolong.

Tapi kadang ada juga pedagang terang bulan kreatif yang mencoba mengkombinasikannya... dalam nama gerobak jualannya: Terang Bulan Surya.

Lupakan soal terang bulan, sebagian besar dari pedagang ini masih menikmati masa cuti lebaran di kampung halaman. Jajanan pasar (malam) yang umumnya berdampingan dengan pedagang martabak, tapi yang jualan bukan orang India. Kalau dikampung saya mereka malah 'threesome': terang bulan, martabak dan keripik singkong. Pilihan tepat untuk cemilan saat malam, huehehehe...

Saya baru bangun tidur sekitar pukul 3 sore (23/8), setelah baru bisa tertidur paginya, itupun karena efek obat batuk yang mengandung terlalu banyak alkohol. Hais, alkohol... Kalau buat obat ga masalah sih... tapi rasanya tetap aneh. Untungnya tadi pagi hujan dan mendung, gelap, jadi berasa malam.

Tapi sekarang kok kayaknya udah ngantuk ya... Padahal saya belum minum obat batuk yang di kemasannya ada tulisan 'mengandung alkohol 10,1%'. Brrr... Bir aja cuma sekitar 5%, ini obat! Kenapa ga sekalian 21% biar jadi cocktail atau 40% kayak licquer sekalian... Tapi obat bukan minuman, meski memang bisa diminum.

Dari dulu saya selalu punya masalah dengan jam atau siklus tidur normal. Kena libur beberapa hari, udah pasti kacau jam tidurnya. Bukan insomnia, tapi kayaknya jam tidur kebalik lebih tepat.

Insomnia merupakan penyakit sulit tidur, tapi tetap bisa beraktivitas siang hari, meski lemas. Jam tidur kebalik, ya kebalik... Baru bisa tidur kalau matahari udah mau terbit, atau malah pas matahari udah mulai mengancam dengan panasnya.

Tadi saya cuma jalan dan nongkrong sama sepupu saya, belanja keperluan buat rumah saya... merampok tabungan sendiri. Tapi bukan itu masalahnya, karena sebenarnya memang ga ada yang bisa disebut sebagai masalah. Abis itu kami cuma mampir ke apotek sebentar, beli obat lah... bukan beli oli.

Masalahnya... (ini baru masalah) ga tau kenapa, tiba-tiba saya pengen beli obat tidur. Bukan buat apa-apa... niatnya buat membantu mengatasi masalah jam tidur yang kebalik ini. Emang sih, sampai minggu depan saya masih libur (lama amat ya...), masih ada waktu yang lumayan cukup buat menormalkan siklus tidur yang berantakan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline