Lihat ke Halaman Asli

Dian Ratna Sari

Mahasiswa Keperawatan Universitas Jember

Menjiwai Hak dan Kewajiban Warga Negara dengan Semangat Pantang Menyerah

Diperbarui: 27 November 2023   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Veteran sekaligus Purnawirawan TNI-AD dan Mahasiswa Keperawatan Universitas Jember Kampus Kota Pasuruan (Foto Sie Dokumentasi)

Kewarganegaraan dan Pancasila sering dikaitkan dengan pembentukan karakter individu dalam menanamkan moral dan karakter dalam berbangsa dan bernegara.

Meneladani dan memaknai setiap pelajaran di sekitar kita memberikan pemahaman akan besarnya hak dan kewajiban kita sebagai warga negara.

Hak dan kewajiban sebagai warga negara dapat terlihat jelas dari salah satu veteran yang menginspirasi kita, beliau adalah Bapak Soejat Soepardi. Merupakan Purnawirawan TNI-AD sekaligus Veteran Republik Indonesia yang lahir di Bandung, 11 Agustus 1942.

Mempunyai latar belakang dari keluarga seorang Polisi zaman kolonial Belanda atau "Upas", beliau mengawali karir militernya di usia 18 tahun dan melaksanakan pendidikan TNI-AD pada tahun 1960. Didampingi sang istri, Pak Soejat menceritakan dinas pertamanya sebagai TNI Angkatan Darat di Kepanjen, Jawa Timur.

"Saya pernah tugas di Blitar juga, dinas paling jauh Timor-Timur 2 kali saya, tahun 1975 sama tahun 1980. Tugas di Timor-Timur paling berkesan bagi saya". Kata Pak Soejat dalam wawancara pada Sabtu (25/11).

Pak Soejat mengungkapkan dalam menghadapi tugasnya pasti ada rasa takut dalam hati kecilnya, namun rasa takut itu harus dihilangkan demi tugasnya untuk negara.

Salah satu alasan beliau menjadi prajurit TNI-AD adalah untuk memenuhi hak dan kewajibannya sebagai warga sipil pada saat itu, mengingat sulitnya perekonomian pada orde baru yang mana pembangunan ekonomi masih belum stabil sepenuhnya.

"Saya dulu pakaian dinas tidak pernah tidak tembelan. Sepatu sudah jelek itu tetap dipakai. Dulu gajinya masih sedikit, jatah beras dulu sama seperti dapat bulgur, itu di tahun 1969 an. Tapi untuk sekarang sudah enak, sudah cukup untuk saya dan istri." Ungkap Pak Soejat.

Sebagai seorang veteran dan purnawirawan, Pak Soejat dan keluarga merasakan sendiri pembangunan kesejahteraan dari zamannya hingga saat ini. Banyak perubahan dan kemajuan yang terjadi meskipun pemerataannya masih dalam proses yang bertahap.

Sang istri juga mengungkapkan bahwa suaminya kerab kali marah jika ia sembarangan meletekkan bendera merah putih selepas penurunan bendera. Pak Soejat merupakan prajurit TNI yang sangat menghayati dan menjiwai perjuangannya sebagai anggota militer serta melaksanakan kewajibannya sebagai warga negara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline