Israel semakin brutal bertindak semau gue, mengabaikan seruan dunia. Bukan saja di Gaza, di Tepi Barat pun tentara Israel meningkatkan keberutalannya: setelah melarang ummat Islam shalat Jum;at di Masjidil Aqsa, Imam masjid tersebut ditangkap dengan tuduhan menghasut. Sebuah masjid lain di Tepi Barat dipakai tentara Israel beribadah dengan cara Yahudi, diketahui masyarakat Islam di sekitarnya melalui pengeras suara. Seorang ibu dan anaknya ditembak mati ketika beribadah di dalam sebuah gereja di Tepi Barat. PBB mengecam tindakan penodaan agama dan kesewenang-wenangan tentara Israel itu. Tidak diacuhkan oleh Israel karena sedang mabuk kuasa dan menunjukkan merekalah yang berkuasa, bukan pemerintah Palestina yang punya presiden di Tepi Barat.
Tindakan terbaru Israel baik di masjid maupun gereja, membuktikan bahwa Yahudi sangat benci kepada agama lain khususnya Islam. Terbukti bahwa mereka sedang melakukan tindakan terencana untuk menghabisi penganut Islam dan Kristen, agar yang tinggal di Palestina hanya orang Yahudi.
Sebegitu jauh Liga Arab dan OKI hanya berteriak-teriak dari jauh berupa seruan, kecaman, kutukan dan mengancam menghadapkan Israel ke Pengadilan Pidana Internasioanl. Padahal dalam keadaan Israel mengabaikan seruan dunia, seharusnya dihadapi dengan kekuatan senjata untuk mengusir Israel keluar dari wilayah-wilayah Palestina yang didudukinya tahun-tahun 1948 dan 1967. Sayangnya, PBB tidak punya pasal yang mengatur penjatuhan sanksi terhadap negara yang membangkang resolusi PBB. Yang ada hanya pasukan perdamaian yang menyangga dua negara bertikai sepakat melakukan gencatan senjata. Satu-satunya jalan adalah membentuk koalisi pasukan negara-negara bukan atas mandat PBB seperti dilakukan AS-Inggeris dan Australia yang mengempur Irak tahun 2003. Sayangnya baik Liga Arab maupun OKI tidak berfikir ke arah tersebut. Yang ada justru pasukan-pasukan dari Yaman dan Chechnya yang konon sedang bergerak menuju Gaza untuk bergabung dengan pejuang-pejuang Hamas memerangi Israel. Entah benar atau tidak kabar tersebut, wallahu a'lam bissawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H