Negara-negara Arab/Islam Hanya Mampu Mengutuk/Mengecam Israel
Sepekan lamanya Israel melancarkan serangan udara terhadap Gaza sehingga kota itu hancur , ratusan nyawa penduduk melayang. Serangan besar-besaran yang dilakukan Israel seperti menunjukkan kepada dunia, tidak ada satupun negara, organisasi regional bahkan PBB mampu menghentikan keinginan Israel. Para pemimpin dunia heboh, mengeluarkan pernyataan yang itu-itu ke itu saja: mengecam, mengutuk, minta DK PBB bertindak tegas terhadap Israel. Di lain pihak AS sudah menyatakan akan memveto setiap resolusi DK PBB. Dengan begitu PBB memang tidak dapat diharapkan menyelesaikan masalah Palestina yang terjadi lebih dari setengah abad.
Mestinya ada terobosan baru dari negara-negara yang membela rakyat Palestina yang sedang ditindas kaum Yahudi. Pernyataan-pernyataan saja tidak ada gunanya. Berundingpun tidak ada gunanya. Israel sangat licik, Sikap Hamas yang menempuh jalan perang sudah betul, hanya kekuatan tidak seimbang karena Hamas tidak punya Angkatan Udara. Mestinya Hamas belajar kepada Indonesia dan Vietnam cara-cara melakukan perang gerilya melawan kaum Yahudi.
Ada angin segar ketika presiden Turki Erdogan menyatakan akan membebaskan Masjidil Aqsa dari cengkeraman Yahudi. Namun, sebegitu jauh, seperti kata orang Betawi: ngomong doang. Turki memang satu-satunya negara Islam non Arab yang punya kekuatan untuk membebaskan daerah-daerah yang diduduki Israel dalam perang tahun 1948 dan 1967. Apalagi Turki pernah menjadi pusat imperium Islam yang berkuasa 500 tahun. Pertanyaannya, apa masih ada harga diri Turki sebagai negara Islam yang kuat untuk membela kepentingan Islam? Kalau Turki juga ketakutan seperti negara-negara Arab dalam menghadapi Israel, siapa lagi yang dapat diharapkan?. Hanya ada satu jalan menghadapi kesombongan Israel: melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah-wilayah pendudukan Israel di Palestina, seperti yang dilakukannya ke Gaza. Tapi oleh siapa? Inilah pertanyaan besarnya. Andai saja OKI sepakat untuk mengirimkan sukarelawan terlatih yang anggota-anggotanya berasal dari negara-negara anggota, mungkin lebih baik daripada mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang hanya akan dianggap sepi oleh Israel.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI