Presiden baru AS, Joe Biden, mulai beraksi dengan memasukkan kembali negaranya menjadi anggota WHO. Pertanyaannya, apa semua kebijakan Presiden Donald Trump akan dibatalkan oleh Joe Biden? Nampaknya tidak juga. Kebijakan AS sebagai 'polisi internasional' akan tetap berlanjut. Buktinya, minggu terakhir bulan Januari 2021, AS menggelar latihan militer di Laut Cina Selatan. Ini tentu ada hubungannya dengan manuver yang dilakukan pesawat-pesawat tempur Cina di Taiwan. Kegiatan militer AS itu tentu akan membuat Cina berpikir dua kali untuk menyelesaikan masalah Taiwan dengan cara kekerasan.
Menyangkut masalah Palestina, tidak akan berubah, selama AS terus mendukung Israel yang melanggar resolusi-resolusi PBB. Joe Biden setuju keberadaan dua negara yaitu Israel dan Palestina. Dalam waktu bersamaan, Joe Biden menyatakan akan tetap membuka kedutaan AS di Jerusalem. Padahal Jerusalem adalah wilayah perwalian PBB menurut resolusi badan dunia itu tahun 1947.
Keberadaan negara Palestina tidak memerlukan pengakuan Israel atau AS karena secara defacto negara itu sudah ada sejak dulu. Buktinya Palestina membuka kedutaannya di Indonesia . Yang diperlukan sekarang adalah pengembalian wilayah Palestina yang diduduki Israel dalam perang tahun 1948 dan 1967. AS baru akan berhasil ikut menyelesaikan masalah Palestina dengan cara menekan Israel mematuhi resolusi-resolusi PBB, termasuk membatalkan pembangunan pemukiman kaum Yahudi di wilayah-wilayah pendudukan.
AS baru akan berubah menjadi negara yang benar-benar demokratis kalau menarik pasukannya dari negara-negara lain, walaupun kehadiran pasukan AS itu atas permintaan pemerintahan yang sedang berkuasa. Biarkanlah negara-negara itu hidup dengan kekuatan sendiri tanpa campur tangan asing. Sebuah pemerintahan yang didukung rakyatnya, pasti akan mampu mengatasi perlawanan dari kaum pemberontak.Kehadiran pasukan asing tidak dengan sendirinya menyelesaikan masalah. Ingat kegagalan AS yang mendukung pemerintahan Vietnam Selatan tahun 1970an yang berakhir dengan kemenangan Vietnam Utara.
AS baru akan terpuji kalau mengakhiri permusuhannya dengan negara-negara lain seperti Iran dan Venezuela. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tidak merasa hebat sendiri, lantas memaksakan kehendak seperti terjadinya pengeroyokan terhadap Irak yang menggulingkan pemerintahan Saddam Husen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H