Lihat ke Halaman Asli

Tangis Dick Advocaat Untuk Siapa?

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14322202831953234267

[caption id="attachment_367015" align="aligncenter" width="509" caption="foto : www.bewara.co / Dick Advocaat Menangis Terharu"][/caption]


Dini hari tadi, ada sebuah laga hebat Lanjutan Barclays Premier League matchday ke-37 yang begitu luar biasa untuk di tonton selain Laga seru Final Coppa Italia. Meski tak seramai Juve vs Lazio, tapi perjuangan The Black Cats Sunderland yang berhasil menahan Imbang Arsenal di emirates stadium itu, patut di acungkan jempol setinggi-tingginya.


Dalam laga tersebut, sudah tak berarti apa-apa bagi the gunners Arsenal, yang sudah pasti lolos ke Liga Champions karena berada di peringkat ke-3. Tapi tidak bagi Sunderland, yang membutuhkan kemenangan atau setidaknya hasil imbang, sebab berada dalam kondisi kritis di peringkat ke-15 yang begitu riskan untuk terdegradasi. Meskipun sempat di sebut sebagai hal yang mustahil untuk memetik poin di kandang Arsenal, toh Sunderland akhirnya bisa menyanggupinya, dan berhasil mengumpulkan 38 poin yang sudah cukup membawa Sunderland terhindar dari jurang degradasi.


Dan sebuah cerita menarik pun tercipta di akhir laga itu. Dick Advocaat, sang juru taktik berpengalaman asal belanda, yang baru menukangi Sunderland di bulan maret kemarin menggantikan Gustavo Poyet yang hanya bisa membawa Sunderland meraih 1 kemenangan dari 12 pertandingan, kini di sambut bak seorang pahlawan oleh publik stadium of light (Homebase Sunderland). Pasalnya, sejak di tukangi Advocaat, Sunderland mampu meraih 6 kali kemenangan dan mengantarkan Sunderland untuk tetap bermain di Premier League musim depan.


Advocaat yang pernah menukangi PSV, Timnas Belanda, Glasgow Rangers, Timnas Korsel, dan sukses memberikan trofi Liga Eropa juga piala super eropa bagi Zenit st Petersbrough musim 2007/2008 itu, lantas di kabarkan akan di bujuk kembali oleh manajemen Sunderland untuk tetap tinggal hingga musim depan. Tapi, Pelatih berusia 67 tahun itu sudah terlebih dulu menyatakan menolak untuk memperpanjang kontraknya bersama Sunderland. Advocaat lebih memilih pulang ke Belanda. Belakangan baru di ketahui alasannya, istri Advocaat mengancam akan meminta cerai jika masih tetap menukangi Sunderland. Tugas berat pun akan di hadapi pihak manajemen untuk membujuk sang istri jika masih menginginkan jasa Advocaat musim depan.


Begitu laga usai, Nampak wajah Advocaat yang tak bisa menutupi tangis harunya kala peluit berakhir di laga kontra arsenal, Advocaat menjadi dewa penyelamat yang datang di akhir-akhir laga Sunderland. Tapi timbul pertanyaan besar, untuk siapa sebenarnya air mata Advocaat itu ? Jika terharu karena bangga, karirnya di Sunderland bukanlah yang paling spesial, pengalamannya sudah cukup banyak untuk hal-hal seperti ini di 12 tim yang pernah di tukanginya bahkan dengan beberapa trofi. jika karena sedih, Advocaat baru saja dua bulan menangani Sunderland, yang belum tentu dalam waktu sesempit itu bisa mengenal lebih dalam tentang sejarah dan fans Sunderland sendiri. Ataukah mungkin air mata itu menetes karena tak ingin kehilangan sang istri tercinta yang menuntut cerai di saat hatinya masih ingin bertahan dan membahagiakan Publik stadium of Light ?


So, begitulah sepakbola..selalu ada kisah-kisah menarik dan membuat kita yang menyaksikan pun ikut larut dalam emosinya. Mungkin tangis Advocaat itu bisa menyadarkan orang-orang yang membuat kekisruhan di persepakbolaan negeri kita ini, mengerti bahwa sepakbola itu adalah sebuah kehormatan, sebuah kebanggaan, dan membangun mimpi itu tak mudah apalagi jika di hancurkan hanya dalam sekejap.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline