Lihat ke Halaman Asli

Indra Sjafrie Harus Mencoba Blusukan Ke Papua

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sudahlah, jangan terlalu di sesali kekalahan timnas U19 garuda jaya dari Australia tadi. Secara otomatis, hasil kekalahan tadi memang telah memutuskan harapan Timnas U19 untuk mencapai babak semifinal, dan harus mengubur mimpi berlaga di piala dunia U20.

Meski begitu, setidaknya Indra Sjafrie dan anak asuhnya sudah pernah memberi kebanggaan bagi persepakbolaan indonesia saat menjuarai turnamen HKFA di hongkong tahun 2012, Gelar juara Piala Aff 2013, dan lolos ke piala asia setelah lama absen sejak tahun 2004.

Timnas U19 ini adalah pembangkit semangat sepakbola indonesia yang berhasil mendatangkan gelar juara saat timnas senior indonesia mengalami paceklik prestasi. Meskipun Timnas U19 gagal memenuhi target dan ambisinya untuk bisa mencapai semifinal, tapi jika di lihat dari permainan, Timnas U19 punya potensi besar dan prospek yang cerah untuk kedepannya menjadi pengganti yang lebih baik bagi timnas senior sekarang ini.

Gaya blusukan coach Indra yang berani mencari pemain-pemain muda berbakat di daerah-daerah, akhirnya bisa membentuk sebuah timnas indonesia yang memainkan sepakbola dengan baik ketimbang timnas-timnas indonesia lainnya. Pemain-pemain muda yang di dapatkan Coach indra pun hampir semuanya berlatar belakang kehidupan menengah ke bawah, dan bukan hasil titipan seperti yang terjadi dalam perekrutan pemain muda di indonesia.

kegagalan Timnas U19 di piala asia myanmar ini. Akan menjadi pengalaman berharga bagi Indra sjafrie dan PSSI sendiri. Terlihat jelas betapa lemahnya lini depan timnas U19 yang selalu mengalami masalah soal finishing dan naluri pencetak gol ulung. Setelah Mario Uropmabin di coret oleh indra sjafrie jelang Piala Aff 2013 lalu, tidak ada lagi striker tajam yang haus gol dalam skuad garuda jaya. Mario adalah striker asli papua yang bersama Gavin kwan adsit menjadi pemain terbaik saat turnamen HKFA.

Sayangnya, Mario bermasalah pada kondisi kesehatan yang harus memaksakan indra sjafrie mencoretnya dari skuad Garuda jaya. Sebagai penggantinya, Coach Indra memanggil Muchlis Hadining Saefulloh untuk menempati posisi striker. Namun, Muchlis belum menunjukkan dirinya sebagai striker yang tajam hingga perhelatan Piala Asia myanmar ini.

Andai saja Skuad Timnas U19 memiliki striker yang bisa melakukan finishing dengan baik, mungkin ceritanya akan berbeda. Banyak peluang saat bertemu uzbekistan dan australia, tapi tidak ada yang bisa menciptakan gol. Satu-satunya gol indonesia dalam 2 laga piala asia di cetak oleh pemain tengah Paulo Sitanggang.

Semoga Saja PSSI tetap mempertahankan coach Indra untuk menangani timnas U19 ini, sebab pondasi yang kuat sudah tertanam dalam skuad Anak asuhnya. Akan tetapi, PSSI harus tetap juga mendukung Coach indra untuk melakukan blusukan demi mencari bakat-bakat muda lainnya di seluruh indonesia. Coach indra juga harus mencoba blusukan ke papua, jangan hanya sampai sulawesi atau maluku saja, dan benar-benar menginjakkan kaki ke papua jangan lewat diklat PPLP. Karena di papua sejatinya banyak pemain-pemain muda yang sangat berbakat menjadi seorang striker haus gol. Setidaknya, coach indra akan menemukan pemain-pemain yang bakal menjadi penerus Izack Fataari, Chris yarangga, Boaz salossa, Titus Bonay dan Feri Pahabol.

Tidak Usah Ragu Coach Indra...Di jamin 100% akan banyak dapat striker tajam di papua..Atau kalau boleh saran, apa saya aja yang carikan disini Coach Indra ????




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline