Lihat ke Halaman Asli

Stade de Reims, Pembuka Jalan Sepakbola Perancis

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bukan klub elit ibukota Paris Saint Germain bukan pula Olympique Lyon, yang di ketahui oleh dunia pertama kali sebagai klub sepakbola terbesar dari Perancis. Meski dua klub profesional Fc Socahux-Monbeillard dan Olympique de Marseille yang berhasil menjadi juara di awal mulanya Liga Perancis di tengah kedigdayaan klub-klub amatir sejak 1893-1928, tapi ada satu klub yang di sebut sebagai "Napoleon-nya" sepakbola Perancis.

Stade de Reims, perintis dan pembuka jalan bagi klub sepakbola Perancis di turnamen antar para juara Eropa yang kini dikenal dengan sebutan Liga Champions Eropa. Sejarah memang telah mencatat, AS Saint-Etienne dan Olympique de Marseille lah yang hingga kini memegang gelar juara terbanyak Liga Perancis dengan 10 kali, lalu di ikuti oleh Fc Nantes dengan 8 kali juara. Sedangkan Stade de Reims, baru mengoleksi 6 gelar juara dan berada di urutan ke-6 di bawah AS Monaco dan Olympique Lyon yang masing-masing telah meraih 7 gelar.

Tapi, sejarah juga telah mencatat nama klub Stade de Reims sebagai finalis pertama bersama Real Madrid di final Liga Champions pertama kali di gelar tahun 1955, dan Real Madrid yang keluar sebagai juaranya kala itu. Stade de Reims yang kembali menjuarai Liga Perancis 3 musim berikutnya, lagi-lagi lolos ke final Liga Champions bertemu Real Madrid dan lagi-lagi Stade de Reims harus puas menjadi Runner up. Meskipun dua kali gagal untuk meraih gelar juara Liga Champions, tapi di masa itu Stade de Reims di kenal di dunia sebagai salah satu klub besar di benua Eropa. Karena ketenarannya kala itu lah, Stade de Reims banyak mendapatkan undangan berujicoba di beberapa negara, termasuk di Indonesia.

Kini, setelah puluhan tahun lamanya asa kejayaan Stade de Reims telah berlalu, klub yang bernama lengkap Stade de Reims-Champagne itu tak pernah lagi mendapatkan prestasi, dan sama halnya dengan juara-juara klasik sepakbola Perancis lainnya seperti AS Saint-Etienne, FC Sochaux, Lille OSC, FC Nantes, dan Le Havre yang hanya menghiasi papan tengah dan papan bawah Liga Perancis, bahkan terhempas ke kasta kedua Liga Perancis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline