Lihat ke Halaman Asli

"Antara Prabowo-Dino dan Kejutan Demokrat"

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13968536221725142580

Terkait dinamika politik yang kian meruncing saya ada asumsi update, semoga tidak bosan membacanya.

Ketika publik hiruk pikuk melalui andai-andai Prabowo (Gerindra) 'Vs' Jokowi (PDIP), dan geliat dari beberapa tokoh maupun dari parpol menengah terhadap 9 April mendatang, ada satu prediksi menarik terkait Prabowo yang hendak bertemu Dino Patti Djalal (DPD) yang juga memiliki korelasi pada eksistensi Partai Demokrat.

Mungkin Prabowo sudah mengetahui prediksi ini, mungkin. Dari sekian prediksi ada satu prediksi yang agak menarik yaitu "9 April mendatang ternyata Demokrat mampu mengungguli parpol lain, khususnya terhadap parpol yang diprediksi akan menang." Naaah...bagaimana kalau itu terjadi, yang pasti peta politik secara drastis berubah total.

Sebab ada dua faktor yang bisa menguatkan prediksi tersebut. Pertama, statusnya sebagai Petahana. Kita tidak perlu pungkiri kalau potensi status ini merupakan 'peluru' Demokrat untuk bisa tetap eksis, dengan catatan pandai mengelola segala sektor dengan tetap 'bermain halus' (maksud saya bermain halus loh ya bukan curang).

Faktor kedua secara Psikologis. Dua tahun terakhir ini Demokrat 'dihajar habis-habisan' melalui kasus korupsi yang melilit kadernya dan puncaknya pada kasus Anas dan Century. Sehingga mengakibatkan tren pak SBY dan Demokrat kian menukik kebawah. Artinya, terlepas data lembaga survei yang mencatat penurunan elektabilitas Partai Demokrat itu subjektif atau objektif hal itu menjadi 'cambuk' bagi kader Demokrat untuk bergerak secara ekstra atau berusaha 'mati-matian' untuk merebut suara agar perolehannya tetap stabil.

Dan fakta yang tersaji di media-media nasional maupun di media sosial kita bisa nilai bersama bahwa opini publik kini sedang mengarah ke 'Garuda Tempur Banteng'. Kemana Demokrat, SBY dan Konvensinya..? Justeru disinilah Kecerdasan seorang SBY. Justeru saya menilai bahwa Pergerakan Senyap sedang dimainkan oleh kader-kader Demokrat dalam membaca pergerakan dan hiruk pikuk dinamika yang terjadi, dan pada saatnya nanti kartu truf itu siap di lempar ke publik...dan akhirnya Demokrat Unggul, minimal Stabil.

Ketika 08 sudah memberi sinyal ingin bertemu dengan DPD, mungkin itu indikasi untuk Demokrat Unggul. Dan 08 pasti terfikir "bagaimanapun incumbent masih kokoh, terlebih sosok SBY masih cukup kuat, dan bodoh kalau tidak merangkul Demokrat." Dan pertanyaannya sekarang, "Mengapa DPD yang didatangi bukan kesepuluh peserta lainnya?" Dugaan saya sederhana dan sangat awam, "dari tokoh yang sekarang muncul hanya DPD yang bisa memainkan peran 08 diluar sana, terlebih banyak pernyataan 08 yang bernada keras terhadap negara-negara asing".

Pertanyaan terakhir yang saya pun belum bisa menjawab sendiri, "kalau 08 berniat menggandeng DPD sebagai Wakilnya apakah Demokrat akan memberikan dukungan suaranya? Bagaimana dengan nasib konvensi dan pesertanya?"

HANYA WAKTU YANG BISA MENJELASKAN INI SEMUA


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline