Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Djatiprasodjo

Wisnu DjatiPrasodjo adalah freelancer blogger.

Cahaya dari Masa Lalu, Kebangkitan Ibu Malam

Diperbarui: 17 Agustus 2024   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raka dan Saskia terus Dibayangi Ibu Malam/dibuat ddengan AI

Raka dan Saskia menikmati bulan madu mereka di Yogyakarta. Kota ini penuh dengan sejarah dan keindahan, menjadikannya tempat yang sempurna untuk sejenak melupakan kengerian yang baru-baru ini menimpa mereka. Sore itu, mereka berjalan di sepanjang Malioboro, menikmati suasana kota yang ramai. Tangan Raka menggenggam erat tangan Saskia, sementara senyum bahagia tersirat di wajah mereka.

"Rasanya seperti mimpi, ya?" Saskia tersenyum manis sambil melihat ke arah Raka. "Akhirnya kita bisa menikmati waktu bersama tanpa gangguan."

Raka mengangguk, matanya bersinar lembut. "Aku ingin kita selalu seperti ini, tanpa rasa takut dan gangguan dari masa lalu. Hanya kau dan aku."

Namun, kebahagiaan mereka terganggu ketika seorang pria dengan leher panjang mendekati mereka dari keramaian. Itu adalah Bagas, pria misterius yang pernah menyelamatkan mereka dari jerat Ibu Malam.

"Bagas?" tanya Raka, setengah terkejut. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Bagas tampak gelisah. "Aku datang mencari sesuatu yang penting. Sesuatu yang bisa menyelamatkan kita semua dari Ibu Malam. Dia tidak akan berhenti sampai kita benar-benar musnah."

Raka dan Saskia saling berpandangan. Mereka tahu bahwa Bagas tidak akan muncul tanpa alasan yang serius. Dengan segera, mereka bertiga menuju sebuah candi tua di pinggiran kota, tempat di mana Bagas yakin senjata kuno itu disembunyikan.

Dalam keheningan malam, mereka memasuki candi tersebut. Rasa takut mulai menyusup ke dalam hati mereka, tetapi mereka melanjutkan langkah dengan tekad kuat. Di dalam candi, mereka menemukan sebuah ruangan tersembunyi yang dipenuhi dengan arca-arca dan prasasti kuno.

"Di sini," kata Bagas dengan suara bergetar. "Di sinilah senjata itu disimpan. Kita harus menemukannya sebelum terlambat."

Namun, saat mereka mencari, suara langkah kaki terdengar mendekat. Dari balik bayangan, muncul seorang pria dengan tatapan dingin dan mata yang memancarkan kegilaan. Rambutnya panjang dan kusut, tubuhnya tinggi dan kurus. Ia adalah Surya, pemuja setia Ibu Malam.

"Kalian tidak akan pernah berhasil," Surya mendesis dengan suara penuh kebencian. "Ibu Malam akan bangkit, dan kalian semua akan binasa."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline