Pemerintah tahun ini secara resmi membatalkan keberangkatan haji tahun 1441 Hijriah karena belum adanya tanda-tanda pandemi Covid-19 akan berakhir. Kami termasuk bersyukur karena menjadi jamaah haji terakhir sebelum terjadi peristiwa pandemi covid-19 ini. Waktu itu daftar dari tahun 2012 awal dan dapat porsi tahun 2019. Kalau telat sebulan saja bisa jadi kami berangkat tahun 2020, karena teman-teman yang daftar sekitar bulan Maret baru kebagian berangkat tahun ini.
Saat mau berangkat haji, kami sempat bingung memilih operator yang tarifnya paling murah untuk berkomunikasi di Arab Saudi. Setelah membandingkan harga, akhirnya pilihan kami jatuh pada operator Tri dengan paket Tri Ibadah karena harganya jauh lebih murah dan masa aktif panjang. Untuk paket roaming 3 GB + 1,5 GB lokal harganya cuma 325.ooo Rupiah saja dengan masa aktif 45 hari, dan paket yang unlimited harganya 360.000 Rupiah. Sementara operator lain menawarkan harga paling murah sekitar 400 Ribuan dengan kuota sama. Untuk yang unlimited jauh lebih mahal, sekitar 600 Ribuan hingga satu juta untuk masa aktif 45 hari.
Saat masuk asrama haji paket Tri Ibadah sudah bisa diaktifkan mengikuti Jaringan Tri Indonesia. Sampai di Arab Saudi, paket roaming langsung aktif dan kami bisa berkomunikasi dengan anak-anak di Indonesia melalui aplikasi WA. Di Arab Saudi sendiri, Tri bekerja sama dengan operator lokal seperti Mobily, STC, dan Zain. Kalau salah satu operator sedang lelet, tinggal pindah ke operator lainnya dengan mudah tanpa perlu harus ganti kartu. Kamipun tak perlu membeli lagi kartu SIM lokal karena sudah cukup menggunakan kartu Tri Ibadah saja.
Selama di Arab Saudi terutama di kota Makkah dan Madinah produk AlwaysOn dengan jaringan internet roaming yang relatif lancar. Hanya pada waktu tertentu saja sinyal relatif sulit dan koneksi agak lambat terutama saat puncak musim haji karena seluruh jamaah berkumpul di kota Makkah untuk melaksanakan wukuf di Arafah dan lempar jumroh di Mina selama tiga hari. Toh kami juga tak terlalu banyak menggunakan hape karena sedang khusyuk beribadah saat puncak haji berlangsung.
Jaringan kembali normal setelah satu demi satu kloter kembali ke tanah air atau pindah ke kota Madinah. Kepadatan kota Makkah mulai berkurang karena jamaah haji dari negara lain juga sudah kembali ke negaranya masing-masing, sebagian juga pindah ke kota Madinah sebelum pulang. Berhubung kami termasuk kloter terakhir, jadi masih banyak waktu luang untuk jalan-jalan ke kota lain di sekitar Makkah yaitu Jeddah dan Taif bersama rombongan lain yang akan jalan-jalan. Kebetulan kami termasuk jamaah mandiri alias tidak ikut KBIH, jadi bisa nebeng ke rombongan lain dengan ikut menyumbang ongkos bis saja. Sementara makan dan biaya lain ditanggung sendiri-sendiri.
Perjalanan ke kota lain sangat menyenangkan, apalagi dengan dukungan paket Tri Ibadah kami bisa langsung upload foto-foto dalam perjalanan secara real time tanpa harus diedit dulu di hotel. Komunikasi juga relatif lancar walau bis sedang meluncur di tengah gurun pasir yang tandus karena kuatnya sinyal jaringan operator lokal yang bekerja sama dengan Tri. Kalaupun ada blank spot, tinggal pindah operator yang masih kuat sinyalnya di tengah perjalanan.
Sambil melihat pemandangan gurun pasir yang membosankan, kami #Kalahkanjarak untuk menghubungi anak-anak yang disebar di Jakarta, Bandung, Solo, dan Malang. Anak-anak dititipkan secara terpisah pada masing-masing keluarga kakak ipar yang berbeda-beda, agar tidak memberatkan kalau disatukan dalam satu keluarga. Anak tertua kuliah di Malang, anak kedua tetap jaga rumah di Jakarta, sementara adik-adiknya dititipkan di Bandung dan di Solo sebelum berangkat haji. Baru setelah pulang adik-adik yang ada di Bandung dan Solo dijemput bersamaan.
Kami sendiri mengaktifkan kartu Tri Ibadah saat berada di asrama haji Pondok Gede agar masa aktifnya berakhir tepat saat kembali lagi ke tanah air. Ketika sampai di Arab Saudi tinggal aktifkan roaming datanya, dan langsung tersedia operator lokal terdekat. Jadi tak perlu khawatir dan ribet untuk melakukan aktivasi paket karena semua berjalan secara otomatis tergantung hape masing-masing.
Mendengar pembatalan tersebut, kami turut bersedih karena beberapa rekan maupun sanak saudara terpaksa menunda ibadah hajinya. Namun kami juga bersyukur telah diberi kesempatan terakhir beribadah haji serta menunaikan sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sebelum Makkah dan Madinah ditutup untuk umum karena pandemi Covid-19 ini. Semoga pandemi segera berakhir dan ibadah haji serta umroh dapat terlaksana lagi tahun berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H