Terlepas dari berat beban hidup sekarang ini yang menimpa hampir semua kalangan, tak terasa beberapa kali ojol seperti mendapatkan perhatian khusus.
Mulai dari permenhub yang kontroversial itu, dukungan bantuan dari berbagai pihak termasuk presiden dan menterinya, hingga yang terakhir diskon hingga 50% dari Pertamina maksimal 15 Ribu Rupiah untuk 10 ribu pembeli pertama lewat aplikasi MyPertamina sebagaimana dikutip dari detik.com (1).
Bisa jadi ini sebuah ide brillian di tengah kebuntuan mencari solusi seperti ditulis saudara saya. Memang bukan salah ojol hingga mendapatkan perhatian khusus karena mereka memang layak untuk mendapatkannya.
Namun jangan lupa, yang menderita akibat covid-19 bukan hanya ojol saja, tapi juga saudara tuanya ojek pangkalan yang tak punya organisasi resmi dan tak terdata dengan baik, lalu juga supir taksi resmi yang seharusnya justru lebih layak mendapatkannya. Jangan lupa juga para pengemudi truk sembako serta kendaraan medis yang juga sebenarnya lebih membutuhkan di saat genting ini.
Ironisnya, perusahaan unicorn, bahkan sekarang berstatus decacorn dengan valuasi hingga 140 Trilyun Rupiah yang menaunginya tampak adem ayem saja. Tidak ada kebijakan khusus misalnya tidak mengutip fee sebesar 20% dulu selama masa PSBB ini, atau minimal 1-2 bulan ke depan.
Saya juga tidak boleh su'udzhon, mungkin saja perusahaan juga memberikan bantuan, tapi dari dana CSR yang sifatnya hanya stimulan saja walaupun bisa jadi lebih merata, atau bisa juga mereka memang tidak mengumumkannya ke media. Tapi yang jelas, menurut beberapa pengemudi yang saya tanyai, perusahaan masih mengutip fee tersebut seperti hari normal.
Lagipula harga minyak dunia sekarang sedang turun drastis hingga sempat menyentuh angka 22 USD per barrel, bahkan di beberapa negara seperti AS terjadi perang harga minyak bahkan hingga 2500 Rupiah per liter seperti dikutip detik.com (2).
Hal ini terjadi akibat efek lockdown dan WFH yang membuat orang terpaksa berada di rumah. Jadi apanya yang brilian, wong Pertamina cuma mengurangi sedikit untungnya saja, sementara harga BBM sampai hari ini tak kunjung turun. Bisa jadi harga masih bertahan karena untuk menutupi sektor lainnya yang gembos akibat wabah corona ini.
Demi keadilan, seharusnya tidak hanya ojol saja yang mendapatkan keistimewaan harga BBM ini, tapi juga sektor transportasi umum lainnya yang terdampak wabah covid19 ini.
Selain itu, dengan turunnya harga minyak dunia, sudah seharusnya harga BBM ikut turun, bukan stagnan apalagi malah dinaikkan. Sekarang angkutan umum dibatasi jumlahnya sehingga penumpang membludak karena tidak ada alternatif angkutan lain yang lebih murah. Kalau harga BBM murah, bisa jadi mereka beralih naik motor yang lebih aman daripada berjubel di dalam gerbong.
Seharusnya pimpinan perusahaan unicorn yang menjadi mitra para ojol malu kepada Pertamina dan Ahok karena belum juga memberikan fasilitas khusus buat mitranya. Mitra bukan karyawan tetap yang mendapat gaji walau harus bekerja di rumah atau memperoleh pesangon kalau di-PHK.