Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Spurs Mengejar Mimpi Trofi Liga Champions Tanpa Pernah Juara Liga

Diperbarui: 29 April 2019   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Spurs Musim 2018-2019 (Sumber: worldfootball.net)

"Juara Liga Champions Tak Harus Pernah Jadi Juara Liga"

Sebagai klub yang awalnya kurang diperhitungkan terutama di ajang Liga Champions, pencapaian Tottenham Hotspurs atau lebih dikenal dengan sebutan Spurs ke semifinal untuk pertama kalinya merupakan kejutan bagi klub yang berdomisili di ibukota negara Inggris tersebut. Tentu ini merupakan prestasi tersendiri bagi Mauricio Pochettino yang telah lima tahun mengabdi bagi klub tersebut mengingat beliau jugalah yang mengangkat Spurs dari tim papan tengah Premier League menjadi penantang tangguh juara.

Selama ini, Spurs dikenal sebagai tim spesialis turmanen seperti Piala FA, Piala LIga, dan pernah juga mencicipi gelar Piala Winners (1963) dan Piala UEFA (1972 dan 1984). Di ajang Piala FA Spurs 8 kali juara, sejajar dengan Chelsea dan hanya berada di bawah Arsenal (13) dan MU (12). Sementara di Piala Liga Spurs pernah mencicipinya sebanyak empat kali juara. Sayangnya, hingga saat ini belum sekalipun Spurs menjadi juara liga Inggris baik sewaktu masih bernama Divisi Satu hingga berubah menjadi Premier League sekarang ini.

Di tangan Pochettino, Spurs konsisten bertengger di lima besar selama lima tahun terakhir, bahkan sempat berada di posisi dua musim 2016-2017 di bawah Chelsea yang saat itu dikomandani Antonio Conte. Dua tahun terakhir, ditambah musim 2015-2016 Spurs anteng di posisi tiga yang membuatnya rajin berlaga di Liga Champions Eropa. Mungkin tinggal menunggu waktu saja Spurs bakal meraih trofi Premier League pertamanya, namun kerasnya Liga Inggris memang membuat tim sekelas Liverpool pun kudu gigit jari selama 29 tahun dan bisa jadi bertambah setahun lagi.

Sejenak lupakanlah persaingan ketat di Premier League yang menyisakan City dan Liverpool di tangga teratas. Minggu ini semifinal Liga Champions Eropa bakal digelar antara Barcelona vs Liverpool dan Spurs vs Ajax. Melihat komposisi semifinal yang sebenarnya cukup timpang, peluang Spurs untuk berlaga di stadion Wanda Metropolitano yang merupakan kandang Athletico Madrid sangat besar. Lawannya sendiri juga merupakan kejutan besar di Liga Champions kali ini karena Ajax sendiri memulainya dari babak penyisihan sebelum memasuki fase grup, berbeda dengan Spurs yang langsung duduk manis di grup B bersama Barcelona dan Inter Milan serta rekan senegara Ajax, PSV Eindhoven.

Ajax sendiri saat ini sedang berusaha bangkit untuk kembali menjadi klub yang disegani di Eropa. Sebagai juara Eropa 4 kali, Ajax pernah berjaya di era Johann Cruyff tahun 1971-1973 dengan menggondol gelar tiga tahun berturut-turut. Sempat tenggelam di tahun 1980-an, tahun 1995 Ajax kembali ke final Liga Champions dan mengalahkan tim kuat saat itu AC Milan dengan skor tipis 1-0 dengan gol Patrick Kluivert di lima menit terakhir babak kedua. Setelah itu prestasi Ajax kembali meredup hingga musim ini mulai mengejutkan banyak pihak.

Prestasi Ajax hingga ke semifinal juga cukup unik, karena menenggelamkan dua klub besar Real Madrid dan Juventus, serta menahan seri dua kali juara Jerman Bayern Muenchen untuk meloloskan diri di fase grup dari hadangan Benfica dan AEK Athens. Kesombongan Ramos yang sengaja memperoleh kartu kuning di leg pertama agar bisa bertanding di perempat final dibayar mahal dengan penampilan heroik Ajax di Santiago Bernabeu sekaligus membenamkan juara bertahan dengan skor telak 4-1. Di perempat final Ajax kembali perkasa di kandang lawan, kali ini di Juventus Stadium dengan skor tipis 2-1.

Kembali ke Spurs, perjalanan menuju semifinal relatif tidak terlalu sulit dibanding Ajax, walau sempat tergabung di grup maut bersama Barcelona dan Inter Milan dan 'hanya' lolos berkat menang head to head dengan Inter. Sebelum mencapai semifinal, Spurs dengan perkasa menghajar Dortmund 4 gol agregat tanpa balas, serta menghempaskan salah satu calon favorit juara yang dilatih langganan juara Pep Guardiola dengan unggul agregat 4-4 berkat gol di kandang lawan. 

Son Heung-min, Calon Legenda Spurs (Sumber: express.co.uk)

Sayangnya Spurs bakal tampil tanpa bintangnya Harry Kane yang cedera parah saat berhadapan dengan City di leg pertama Liga Champions 9 April lalu. Untunglah Spurs masih memiliki rising star asal Korea Son Heung-min yang sedang on-fire setelah mencetak empat gol di empat pertandingan terakhir Liga Champions. Pemain buangan Juventus asal Madrid Fernando Llorente ternyata juga bisa menggantikan posisi Kane dan telah mencetak dua gol, satu di 16 besar dan satu di perempat final.

Belum lagi Lucas Moura dan Christian Eriksen walau berfungsi sebagai pemain tengah namun tak jarang overlapping ke depan untuk membantu memecah kebuntuan dengan ikut mencetak gol membantu Spurs memenangi pertarungan. Sayangnya Spurs memang kurang konsisten, kadang menang melawan tim besar, namun justru terpuruk lawan tim lemah. Baru saja minggu lalu Spurs terjungkal 0-1 oleh West Ham di kandang sendiri, padahal susunan tim inti minus Kane turun semua, hampir sama dengan tim yang diturunkan lawan City minggu sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline