Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Membangun Romantisme (Tanpa) Harus Swafoto di Media Sosial

Diperbarui: 23 Mei 2018   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(gpointstudio/thinkstock)

Sebuah keluarga terbentuk atas cinta kasih seorang lelaki dengan seorang wanita yang saling mencintai satu dengan lainnya. Demi mengekalkan sebuah keluarga, perlu dibangun romantisme yang sehat dan berkualitas untuk memperbaiki tembok yang retak akibat benturan-benturan kecil dalam mengayun langkah kehidupan.

Bulan puasa merupakan medium untuk membangun romantisme yang sejati tanpa pamrih. Di bulan ini kita tidak hanya diwajibkan menahan rasa haus dan lapar, tapi juga menahan amarah atau emosi yang berlebihan. Kualitas romantisme yang akan terbangun bergantung kepada seberapa besar kita bisa mengolah rasa amarah menjadi rasa cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, di bulan yang penuh makna inilah pentingnya melatih beberapa hal di bawah ini untuk meningkatkan kualitas romantisme keluarga.

1. Belajar Sabar

Kadang kita sering kesal dan sebal melihat tingkah laku pasangan atau anak yang kurang pas di hati. Namun karena bulan puasa kita tidak bisa begitu saja mengumbar kemarahan pada pasangan atau anak. Disinilah kita dituntut untuk sabar dan menahan diri agar tidak lepas kontrol, apalagi terhadap anak. Gunakan kata-kata yang halus dan sindiran untuk menunjukkan kemarahan kita, bila perlu lebih baik diam daripada berkata kasar.

2. Saling Mengingatkan

Bulan puasa juga momen yang tepat untuk saling mengingatkan kekurangan diri sendiri, pasangan atau anak, misalnya jarang beramal, jarang ibadah sunah, jarang mengikuti pengajian. Inilah saatnya untuk mengingatkan diri sendiri dan pasangan serta anak kita untuk menambah amal ibadah karena pahalanya berlipat ganda. Begitu juga pas menjelang sahur, siapa yang duluan bangun harus mengingatkan yang tidur untuk menyiapkan makan sahur bersama di meja makan.

3. Saling Mengisi

Di bulan puasa ini tentu banyak energi terkuras karena aktivitas tidak berkurang walau asupan makanan berkurang. Untunglah jam kantor dikurangi selama bulan puasa sehingga kita yang bekerja bisa membantu memasak di rumah untuk persiapan buka. Selain itu kita juga bisa membantu membersihkan rumah, menyirami tanaman, dan pekerjaan rumah lainnya yang tidak pernah disentuh saat waktu bekerja normal.

Kita juga punya waktu untuk bermain bersama anak-anak di rumah serta mengajarkan sesuatu yang baru pada mereka. Quality time bersama keluarga dan anak sangat penting untuk menjaga keharmonisan rumah tangga sekaligus meningkatkan romantisme keluarga.

4. Ngabuburit Bersama Keluarga

Momen menjelang berbuka puasa atau kata urang Sunda disebut 'ngabuburit' merupakan waktu yang tepat untuk mengajak keluarga makan bersama di luar rumah. Di bulan lain belum tentu kita sempat berkumpul bersama makan di luar, kecuali hari libur dan tubuh tidak lelah akibat bekerja seminggu penuh. Apalagi dengan semakin panjangnya cuti bersama membuat waktu untuk berkumpul buka bersama keluarga di luar semakin banyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline