Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Menjajal Jalan Tol Rasa Lebuhraya di Medan-Tebingtinggi

Diperbarui: 15 April 2018   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi aktual Jalan Tol Trans Sumatera ruas Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi. Tampak dalam gambar Gerbang Tol (GT) Lubuk Pakam.(Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur khususnya jalan tol untuk mengejar ketertinggalan dari negeri tetangga sekaligus mempercepat aksesibilitas orang dan barang. 

Salah satunya adalah Jalan Tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi (MKT) yang menjadi bagian dari rencana Jalan Tol Trans-Sumatera, yang bersambung ke Jalan Tol Belmera dan Medan-Binjai. Jalan tol ini telah rampung sekitar 70% lebih, tinggal menyambungkan dari Sei Rampah ke Tebingtinggi, dan dari outlet Tol Belmera ke Perbarakan yang direncanakan selesai akhir bulan April ini.

Jalan Tol Medan - Tebingtinggi (Dokumentasi Pribadi)

Jalan tol ini penting artinya bagi Sumatera Utara khususnya wilayah timur karena merupakan jalur Lintas Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian nasional. Jalan ini juga menjadi jalur utama menuju destinasi wisata Danau Toba sehingga perlu memeroleh perhatian lebih lanjut untuk menarik lebih banyak wisatawan lagi. 

Kondisi lalu lintas antara Medan hingga Tebingtinggi sudah termasuk padat, bahkan macet terutama setelah melalui Kota Lubukpakam hingga Perbaungan lanjut ke Pasar Bengkel karena jalan menyempit dan ada persimpangan rel kereta api, serta banyaknya truk yang melintasi jalan sempit ini.

Gerbang Tol Sei Rampah (Dokumentasi Pribadi)

Dengan dioperasikannya ruas tol ini hingga ke Sei Rampah, minimal kita bisa menghindari kemacetan terutama setelah penyempitan jalan di Lubukpakam hingga pasar Perbaungan dan perlintasan kereta api di Pasar Bengkel.

Waktu yang dihemat bisa sekitar 1-2 jam perjalanan dibanding melalui jalan biasa terutama di siang hari. Adanya tol ini juga bisa menghemat waktu tempuh ke Danau Toba sehingga kita tidak perlu menginap di sana bila berangkat setelah subuh dan bisa pulang sekitar jam 3-4 sore atau paling lambat setelah mentari terbenam.

Saya sendiri berkesempatan menjajal jalan tol ini bersama rombongan dalam satu bis menuju Danau Toba. Berangkat sekitar pukul setengah enam melalui Tol Belmera, kemudian keluar tol melalui jalan Lintas Sumatera karena belum tersambung, lalu masuk kembali setelah melewati kota Lubukpakam. 

Kondisi jalan tol relatif mulus karena memang masih benar-benar baru dan perjalanan berjalan lancar dengan waktu tempuh hingga keluar tol di Sei Rampah sekitar 35 menit dengan jarak sekitar 33 Km dari pintu masuk ke pintu keluar tol. Bila menggunakan mobil pribadi mungkin bisa lebih cepat lagi, sementara bila menggunakan jalan lama bisa menempuh waktu 1-2 jam tergantung kondisi lalu lintas.

Kebun Sawit di Sisi Tol (Dokumentasi Pribadi)

Begitu memasuki jalan tol, pemandangan serasa berada di negeri jiran kala melintas Lebuhraya Utara-Selatan, seperti dari KL ke Johor. Ribuan pohon sawit mendominasi pemandangan alam karena memang ruas jalan tol ini dibuat membelah perkebunan sawit. Namun di jalan tol ini masih tampak persawahan dan perkampungan diselang-seling dengan kebun sawit. 

Sayangnya belum ada rest area di jalan tol ini karena memang belum selesai seluruhnya, sehingga bahan bakar harus diisi minimal setengah penuh agar tidak mogok di tengah jalan.

Tarif Tol (Sementara) Medan-Tebingtinggi (Dokumentasi Pribadi)

Kondisi lalu lintas saat melintas di pagi hari belum banyak kendaraan yang lewat di kedua arah. Sementara di malam hari saat kami kembali dari Danau Toba, kondisi lalu lintas agak ramai walau masih tampak lancar. 

Sebagian kendaraan terutama truk-truk besar masih banyak yang memilih melalui jalan biasa ketimbang jalan tol, sehingga lalu lintas masih didominasi oleh kendaraan pribadi atau travel dan bus malam. Mungkin karena tarif tolnya masih mahal dengan jarak sependek itu sehingga para supir berpikir dua kali sebelum masuk tol.

Konstruksi jalan tol sendiri menggunakan beton agar lebih kuat ketahanannya walaupun kurang lentur dibandingkan dengan aspal. Risikonya ban pengguna memang cepat habis dibandingkan bila melintas di jalan aspal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline