Jakarta Smart City sempat ramai diperbincangkan ketika Pak Gubernur baru memantau banjir melalui panel monitor yang ada di dalamnya. Seolah Pak Gubernur ingin menunjukkan bahwa menanggapi suatu kejadian tidak harus langsung datang ke TKP, tapi bisa didahului dengan memonitor situasi di ruang kendali JSC. Terlepas dari itu, JSC merupakan salah satu terobosan untuk mengumpulkan database mengenai DKI Jakarta termasuk berbagai peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Saya berkesempatan menengok daleman JSC sekitar empat bulan lalu atau beberapa saat sebelum gubernur baru dilantik. JSC sendiri terletak di gedung utama Balai Kota yang berada di lantai 3. Di dalam ruang utama terdapat ruang rapat sekaligus panel monitor besar yang berisi berbagai informasi terkini yang terekam CCTV yang terpasang di berbagai penjuru kota. Di sini kita bisa melihat kondisi lalu lintas, genangan air (sayangnya saat itu belum terjadi banjir sehingga tidak tampak di monitor), peta Jakarta, bahkan hingga persil kepemilikan tanah.
JSC dikelola oleh sekitar 80 orang petugas yang memantau peristiwa penting yang terjadi di Jakarta selama 24 jam penuh secara bergiliran. Mereka juga siap menerima pengaduan masyakarat yang bisa disampaikan melalui berbagai saluran telekomunikasi seperti telepon, faks, website, BB, Whatsapp, Fecebook, Twitter, dan sebagainya.
Aduan tersebut kemudian diteruskan kepada instansi yang berwenang menanganinya, seperti kemacetan lalu lintas ke Dinas Perhubungan atau Polisi, banjir ke BPBD atau Dinas Binarti (Bina Marga dan Tata Air). Terkadang juga gubernur memantau langsung di ruangan ini untuk melihat persoalan terkini yang termonitor dari layar besar dihadapannya.
Ruangannya sendiri tidak terlalu luas, ruang rapat utamanya hanya mampu menampung sekitar 40 orang dan di ruang monitor hanya tampak beberapa pegawai yang memandu panel besar yang dapat dilihat transparan dari ruang rapat. Memang ada ruangan lain yang berfungsi sebagai back office, namun kita tidak diperkenankan masuk ke ruang tersebut.
Tamu undangan seperti kami ini hanya bisa duduk di ruang rapat mendengarkan penjelasan dari kepala kantor pengelola JSC. Sambil rapat kita dapat melihat langsung kondisi lapangan sehingga bisa diambil keputusan cepat untuk penanganan persoalan yang terjadi di lapangan.
Sebagai sebuah permulaan, konsep JSC cukup bagus untuk membangun database informasi mengenai Jakarta dari berbagai aspek. Dari database yang ada kemudian dianalisis dan dari hasil analisis tersebut pemerintah DKI Jakarta dapat mengambil suatu kebijakan baru, seperti perubahan kebijakan dari 3 in 1 menjadi ganjil genap.
Warga sendiri bisa mengakses langsung informasi JSC melalui website Jakarta Smart City tanpa harus datang langsung ke Balai Kota. Namun ke depan, akan lebih baik bila JSC diperluas untuk memperkuat pelayanan publik melalui jaringan internet, tidak sekedar menampikan segudang informasi belaka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H