Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Nyekar ke Makam WR Soepratman di Surabaya

Diperbarui: 29 Januari 2018   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan Petunjuk Makam WR Soepratman (Dokpri)

Sudah beberapa kali saya berkunjung ke Surabaya, namun baru kali ini menyempatkan diri untuk mampir sejenak sambil nyekar ke makam pencipta lagu Indonesia Raya ini. Letaknya di jalan Kenjeran memudahkan saya untuk mampir di sore hari setelah melakukan kunjungan lapangan ke Madura melalui jembatan Suramadu.

Bangunan Utama Makam (Dokpri)

Kompleks makam WR Soepratman terdiri dari bangunan utama berupa bangunan joglo terbuka berbentuk pendopo yang berisi makam beliau, kemudian di belakangnya terdapat halaman luas dan di sisi sebelah barat terdapat patung beliau sedang memainkan biola. Di belakang patung terdapat teks asli lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh beliau sendiri dalam bahasa Indonesia ejaan lama. Untuk masuk ke makam ini kami harus menghubungi kuncen yang rumahnya terletak tak jauh dari kompleks makam, karena memang tidak terbuka untuk umum demi menjaga kebersihan dan kekhusukan makam.

Prasasti Riwayat Hidup WR Soepratman (Dokpri)

Setelah pintu terbuka, rombongan kami baru bisa masuk ke dalam makam. Selain bangunan utama dan patung, di bagian belakang taman atau sisi selatan terdapat riwayat hidup ringkas beliau yang dituliskan pada prasasti marmer. Namun demikian ada sedikit perbedaan tempat kelahiran dimana tertulis beliau lahir di Jakarta, sementara koreksi terbaru berdasarkan putusan pengadilan atas usulan keluarga menyebutkan bahwa beliau sebenarnya lahir di Purworejo pada tanggal bulan dan tahun yang sama.

Patung WR Soepratman dan Teks Asli Indonesia Raya (Dokpri)

Dilihat dari kondisi makamnya, penghargaan pemerintah kepada WR Soepratman cukup tinggi. Makam WR Soepratman berada di sebuah lokasi khusus dan berdiri sendiri, tidak ada makam lain di sekitarnya. Selain itu pada tahun 2003 makam tersebut direnovasi dan ditambah patung beliau dengan latar belakang teks asli lagu Indonesia Raya. Bentuk makamnya dibuat unik dengan siluet biola dan sepenggal teks lagu Indonesia Raya yang dilapisi oleh marmer. Untuk naik ke lantai makam kita harus melepas alas kaki terlebih dahulu demi menghormati makam dan menjaga kebersihan.

Makam WR Soepratman (Dokpri)

Setelah selesai berdoa sejenak, kami kembali ke taman sambil berfoto ria bersama teman-teman rombongan lainnya. Walau cuaca panas, namun suasana kompleks makamnya tetap adem karena ditumbuhi pepohonan rindang dan tamannya terawat dengan baik. Selesai kunjungan, kami kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan dan pamit sambil meninggalkan sumbangan sekedarnya pada kuncen karena tidak ada pungutan biaya resmi untuk berkunjung ke makam.

Taman di dalam Kompleks Makam (Dokpri)

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan para pahlawannya. Berkunjung ke makam merupakan salah satu bentuk penghargaan sekaligus mengingat jasa mereka semasa hidupnya. Saya menjadi merasa tidak berarti apa-apa dibanding para pejuang seperti WR Soepratman yang telah rela dipenjara sebelum meninggalkan dunia untuk selama-lamanya demi kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini. Kita hanya bisa melanjutkan perjuangan beliau melalui sumbangsih tenaga untuk membangun negeri ini, bukan malah menjarah kekayaan negeri yang lambat laun menghancurkan bangunan negara kesatuan yang telah mereka perjuangkan selama ini.

Prasasti Peresmian Pemugaran Makam (Dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline