Jalur Cianjur - Bandung saat ini boleh dikatakan sebagai 'jalur neraka' apalagi saat libur panjang. Kemacetan sudah dimulai dari Ciranjang, lalu ramai lancar menjelang Rajamandala dan kembali macet saat memasuki Cipatat hingga pintu tol Padalarang. Dengan bantuan google maps saya mencoba mencari alternatif lain untuk menuju Ciwidey dari arah Sukabumi - Cianjur tanpa melalui Bandung.
Setelah melalui jalan negara Sukabumi - Cianjur, dari arah Warungkondang saya belok kanan menuju jalan utama Cianjur - Sindangbarang. Disini kondisi jalan relatif mulus dan cukup lebar alias bisa dilalui dua kendaraan yang berpapasan. Setelah melewati Campaka jalan mulai berliku memasuki hutan dan perkebunan teh hingga Sukanagara. Disini rupanya ada dua pilihan, dari arah Citiis ke Ciwidey melalui Cililin, atau lanjut terus hingga Pagelaran. Saya pilih yang kedua karena direkomendasikan oleh google maps.
Memasuki kecamatan Tanggeung setelah kecamatan Pagelaran, tak jauh dari tugu batas ada pertigaan namun tak ada plang petunjuk sama sekali kalau jalan itu menuju Rancabali. Setelah bertanya pada ojek setempat barulah saya yakin bahwa jalan itu merupakan jalan tembus dan menurut mereka kondisinya lumayan, bahkan ada yang sudah dibeton. Berbekal info tersebut saya nekat melanjutkan perjalanan, walaupun sekitar 10 kilometer pertama kondisi jalannya rusak sedang. Pemandangan indah di sisi jalan cukup menghibur di tengah goyangan mobil yang melintasi jalan berlubang.
Setelah itu mulai terlihat jalan beton mulus, kondisinya tampak baru dibangun dan masih terlihat sisa bekas pengecoran. Namun ternyata tak sampai lima kilometer, jalan kembali rusak seperti sediakala. Namun saya menemukan dua air terjun di tengah perjalanan, yaitu Curug Citambur dan Curug Tilu Cipelah. Ada keunikan tersendiri karena ada tiga air terjun sekaligus dalam satu tempat sehingga dinamakan Curug Tilu alias tiga air terjun. Sayangnya, seperti biasa, belum dikelola dengan baik. Kondisinya masih benar-benar alami, belum diolah menjadi sebuah obyek wisata yang profesional.
Karena mengejar waktu dan cuaca, saya hanya mengambil gambar dari kejauhan, tidak sempat mampir ke dalam karena cukup jauh jalan masuknya dan harus ditempuh dengan berjalan kaki. Sementara di halaman depan tidak ada tempat parkir mobil yang memadai, bahkan ada beberapa mobil pengunjung parkir begitu saja di tepi jalan. Itulah karena belum dikelola secara profesional, jadi tempat parkirpun masih seadanya.
Tak jauh dari Curug Citambur, saya terjebak di jalan dengan tanjakan lebih dari 45 derajat dengan kondisi masih jalan tanah bebatuan. Maju kena, mundur berarti membuang waktu. Akhirnya saya tetap nekat menanjak walau akhirnya nyangkut nyaris di ujung tanjakan. Rupanya disitu sudah siaga dua orang yang siap membantu mendorong mobil yang terjebak. Namun dua orang tidak cukup, sehingga harus ditarik dengan tali. Untungnya saat itu sedang ramai pengendara motor, dan mereka dengan sukarela ikut menarik mobil kami dengan tali sehingga dengan beberapa kali percobaan, akhirnya mobil berhasil sampai ke puncak.
Ketegangan berakhir dan kami bersyukur lolos dari lubang jarum sehingga tak perlu berbalik arah kembali, yang tentunya bakal memakan waktu 6 jam lagi tiba di Ciwidey. Setelah berkendara sekitar dua kilometer, jalan kembali mulus dan tampak baru dibeton juga. Rupanya pekerjaan pembangunan jalan dilakukan sepotong-sepotong, maklum berbeda Pemkab dan kebetulan tanjakan tersebut menjadi perbatasan dua kabupaten yaitu Cianjur dan Bandung.
Setelah melewati perkampungan Rancabali, kembali pemandangan indah perkebunan teh terhampar di depan mata. Tampak bangunan afdeling jaman dulu dan rumah pemetik teh di antara kebun teh yang sangat luas milik PTPN VIII. Jalanan benar-benar mulus sekitar tiga kilometer dibeton, baru kemudian menemui jalan aspal kembali yang masih tampak mulus juga walau ada sedikit lubang di tepi jalan karena tidak ada drainase. Tak sampai lima kilometer akhirnya saya menemukan jalan utama Soreang - Ciwidey - Rancabali, dan berakhir sudah petualangan mencari jalan alternatif.
Perjalanan melalui jalur tersebut ditempuh sekitar empat jam dengan jarak sekitar 86 Kilometer hingga ke Ciwidey dari Cianjur. Mungkin dari segi waktu tak jauh beda, namun kaki tidak terlalu pegal karena tidak terkena macet dibanding melalui jalan biasa. Lagipula perjalanan tidak membosankan karena melalui perbukitan dan kebun teh yang menawarkan pemandangan indah sepanjang perjalanan. Semoga pekerjaan pembetonan jalan dilanjutkan ke seluruh ruas jalan tersebut sehingga dapat menjadi jalan alternatif dari Cianjur menuju Ciwidey tanpa harus melalui Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H