Perjalanan paling membosankan selama dinas adalah berkunjung ke kota besar seperti Balikpapan. Boleh dibilang hampir tidak ada obyek menarik untuk dikunjungi kecuali melihat penatnya kota yang penuh dengan gedung-gedung tinggi dan padatnya lalu lintas. Paling-paling hanya ke pantai Melawai atau pantai Batu, mentok-mentok belanja di pasar Kebun Sayur.
Iseng-iseng buka google maps, taraaa, ternyata ada kebun raya tak jauh dari kota. Karena penasaran akhirnya saya minta supir untuk mengantar saya kesana selepas urusan dinas. Dari jalan Sudirman sekitar setengah jam kita sudah tiba di depan gerbang kebun raya. Dari jalan utama Balikpapan - Samarinda masuk ke dalam sekitar 4 km ke arah barat atau sebelah kiri dari arah Balikpapan. Sayangnya tidak ada angkutan umum menuju kesini, jadi kita harus menyewa kendaraan atau ojek dari depan jalan utama.
Setiba di gerbang, kita diminta mengisi buku tamu dan diberikan kartu yang ditukar di information center. Di information center kita kembali mengisi buku tamu dan menukar kartu dari gerbang tadi. Belum ada biaya resmi untuk masuk kebun raya, namun kita bisa menyumbang seikhlasnya. Maklum, masih tampak baru dan pembenahan di sana sini, jadi fasilitasnyapun masih terbatas. Jangan dibayangkan atau dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor, masih sangat jauh ketinggalan. Namun upaya untuk menghijaukan kota itulah yang patut diapresiasi.
Menurut buku panduan yang tersedia di information center, Kebun Raya Balikpapan diinisiasi oleh LIPI untuk mengantisipasi semakin berkurangnya ruang hijau dan rusaknya hutan di Kalimantan. Tanggal 1 Desember 2005 merupakan awal pembangunan kebun raya ini yang ditandai dengan pencanangan oleh Walikota Balikpapan sekaligus menjadi hari jadi kebun raya. Selanjutnya dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada tahun 2008 oleh Gubernur Kaltim, dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 20 Agustus 2014 oleh Menteri Kehutanan.
Kebun raya ini berfungsi sebagai kawasan lindung sekaligus wisata, serta untuk penelitian dan pendidikan. Di dalam kebun raya dibagi dalam 9 Zonasi yang meliputi zona penerima, perkantoran, service, bermain dan rekreasi, propagasi dan research center, koleksi kayu Kalimantan, koleksi khusus, dan zona tumbuhan buah. Khusus untuk konservasi terdapat 3 zona khusus yaitu zona koleksi kayu penting Kalimantan dengan luas sekitar 46 Ha, zona tumbuhan buah dengan luas 8,6 Ha, dan zona koleksi khusus dengan luas 16,9 Ha. Luas total kebun raya sekitar 290 Ha termasuk hutan lindung Sungai Wain.
Di belakang information center tampak beberapa bangunan seperti aula, musholla, toilet, dan rumah panggung Kalimantan serta taman Belian yang mengkoleksi tanaman obat. Di kedua sisinya terdapat tanaman tinggi berupa pepohonan yang tumbuh di Kalimantan. Agak jauh sedikit terdapat taman-taman lain seperti Taman Meranti, Ulin, Pelawan, Bintawa, Kenanga, dan Banggeris. Masing-masing punya tema tersendiri sesuai dengan namanya.
Kita bisa menyewa sepeda yang tersedia di information center untuk berkeliling kebun, karena memang jaraknya cukup jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki. Sayangnya belum ada kereta ulang alik yang dapat menampung banyak orang. Mungkin karena ingin mempertahankan kehijauannya dan mengurangi polusi sehingga hanya sepeda yang tersedia. Pemandangannya tampak hijau dan segar, kontras dengan suasana kota Balikpapan yang penat dan penuh polusi.
Karena berkunjung di hari biasa, suasana kebun raya tampak sepi. Namun tersedia tempat parkir yang cukup luas dekat dengan information center, menandakan bila hari libur ramai dikunjungi orang. Papan petunjuknya juga cukup jelas dan tidak banyak jalan bercabang sehingga tidak perlu khawatir kesasar. Jadi bila Kompasianer penat dengan kepadatan kota Balikpapan, sempatkanlah mampir ke kebun raya ini untuk menyegarkan pandangan dan pikiran.
Jangan lupa ingat petuah bijak berikut di bawah ini sebelum kembali ke kota.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H