Lihat ke Halaman Asli

Dizzman

TERVERIFIKASI

Public Policy and Infrastructure Analyst

Tingkatkan Produksi Kurangi Konsumsi

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya secara teoritis amatlah sangat sederhana bagaimana caranya menstabilkan sistem keuangan. Seperti telah kita pelajari sejak dari bangku SMA dulu, hukum dasar ekonomi adalah keseimbangan permintaan dengan penawaran. Harga dibentuk dari besarnya permintaan dan penawaran. Semakin tinggi permintaan dan semakin sulit permintaan, maka semakin tinggi pula harga suatu produk, demikian pula sebaliknya. Sistem keuangan akan stabil bila permintaan relatif sebanding dengan penawaran. Apabila permintaan dalam negeri lebih besar dari penawaran, sementara penawaran di dalam negeri sangat terbatas, maka kebijakan impor menjadi solusi untuk menyeimbangkan harga. Sebaliknya bila permintaan di luar negeri lebih besar sementara penawaran di luar negeri terbatas, maka muncullah kebijakan ekspor sebagai solusinya. Kira-kira demikianlah teori dasarnya.

Dalam kenyataannya, bangsa kita termasuk konsumtif dalam berbagai hal. Setiap ada produk baru, barometer laku tidaknya barang adalah negeri kita sendiri. Celakanya kita sendiri lebih senang mengimpor barang daripada memproduksinya, entah karena kebijakan atau tekanan politis dari negara lain. Gejala instanisme yang hinggap pada bangsa ini membuat segala sesuatunya ingin cepat sehingga impor menjadi satu-satunya kebijakan yang diambil dalam rangka pemenuhan kebutuhan (atau keinginan) bangsa ini. Mulai dari produk elektronik, mesin, bahkan hingga sembakopun sekarang sudah terjangkit penyakit impor. Bila kita harus terus menerus mengimpor barang, lama kelamaan sistem keuangan menjadi tidak stabil karena banyaknya uang kita yang terserap ke luar untuk membayar barang yang kita beli, sementara uang masuk semakin sedikit karena selama ini kita hanya menjual barang mentah ke luar, kemudian diolah di sana dan dijual kembali di sini.

Untuk mencegah semakin banyaknya uang kita ke luar negeri, satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi konsumsi yang bersandar pada impor. Produk-produk mulai dari sembako hingga teknologi tinggi harus dibuat di dalam negeri, dan impor harus mulai dikurangi sedikit demi sedikit. Memang pasti akan ada tekanan dari pihak asing, tapi sebagai bangsa besar, kita harus mampu melawan intervensi tersebut, minimal memaksa perusahaan asing untuk membuat keseluruhan produksi di dalam negeri, tidak hanya sekedar perakitan saja. Konsumsi yang berlebihan, apalagi sudah mengarah pada garis keinginan bukan lagi pada kebutuhan harus distop, bila perlu moratorium impor mobil atau hape sebagai contoh. Dengan demikian, uang kita yang tersedot keluar semakin sedikit dan uang masuk dari luar semakin banyak.

Sistem keuangan akan stabil bila terjadi keseimbangan antara uang masuk dengan uang keluar, apalagi bila surplus maka sistem keuangan tersebut akan semakin sehat. Oleh karena itu satu-satunya jalan adalah dengan mengeluarkan kebijakan peningkatan produksi dalam negeri dan pengurangan impor sehingga terjadi keseimbangan penawaran dengan permintaan. Bonus demografi merupakan modal awal dalam penciptaan lapangan kerja di dalam negeri, dengan sedikit menambahkan unsur kualitas manusia di dalamnya agar mampu menciptakan produk yang dapat bersaing dengan produksi luar negeri. Di sisi lain, masyarakat harus diajari berhemat, membeli sesuai dengan kebutuhan bukan karena keinginan semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline